Dikritik Usai Jewer Pelatih Biliar PON, Gubsu Edy Rahmayadi Ungkap Alasannya
Instagram/edy_rahmayadi
Nasional

Imbas dari sikap Gubsu Edi yang menjewer dan mengusir pelatih biliar PON itu memicu banyak kritikan dari publik. Edy pun lantas memberikan penjelasan atas apa yang telah dilakukannya.

WowKeren - Baru-baru ini, sosok Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi tengah menjadi sorotan publik lantaran menjewer dan mengusir pelatih biliar PON. Adapun hal ini terjadi dalam acara penyerahan bonus kepada atlet dan pelatih Sumut berprestasi di PON Papua XX yang digelar di rumah dinas gubernur di Medan pada Senin (27/12) lalu.

Namun kini, Edy telah mengungkapkan alasannya melakukan hal tersebut kepada pelatih biliar PON. Edy menuturkan bahwa pada saat acara berlangsung, pelatih biliar PON itu justru tertidur. "Pelatih saya, saya ngumpul begini, dia tidur," tutur Edy dalam acara pelantikan KORMI di rumah dinas Gubsu, Medan, Rabu (29/12).

Selain itu, Edy menuturkan bahwa ia merasa semakin kesal karena yang tidur itu adalah pelatih. Menurutnya, pelatih seperti itu tidak bisa menjadi contoh yang baik. Ia juga menekankan tidak mempermasalahkan bidang olahraga apa yang dilatih, namun tetap saja harus menjadi contoh.


"Kalau dia bukan pelatih, saya enggak papa itu. Tapi saya tanya, kau siapa, 'pelatih'. Waduh, untung saya sudah pensiun itu. Kalau pelatih seperti itu, terus yang dilatih kayak apa," jelas Edy. "'Pak, saya pelatih Biliar'. Mau pelatih guli pun, kelereng, namanya pelatih, harus siap mencontohkan berdasarkan referensinya."

Atas kejadian tersebut, Edy mengaku ingin bertemu dengan seluruh pelatih dan meminta Ketua KONI untuk mengumpulkannya. "Nanti Pak Ketua KONI, saya ingin kumpul sama pelatih pelatih, saya ingin lihat," ungkap Edy.

Sementara itu, atas apa yang telah dilakukan oleh Edy itu juga mengundang perhatian dari Komisi X DPR. Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda menilai bahwa sikap dari Edy itu sangatlah tidak baik dan melukai harga diri seorang pelatih.

"Saya kira (sikap Gubsu) salah, publik juga kalau menghakimi juga wajar," terang Huda kepada wartawan, Selasa (28/12). "Karena setidak berprestasi apapun semangatnya semua cabor punya potensi dibina, spiritnya kan membina bukan pembinasaan, apalagi mengejek bahkan men-downgrade atau melukai hati seorang pelatih."

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel