51 Pasien Omicron RI Sudah Vaksin Lengkap, Kemenkes Buka Potensi Kasus Bakal Naik Dengan Cepat
AFP/JIJI
Nasional

Kementerian Kesehatan memperkirakan jumlah kasus harian COVID-19 akibat varian Omicron akan melonjak tajam namun tingkat risiko keparahannya tidak terlalu tinggi.

WowKeren - Dari total 68 pasien COVID-19 Omicron yang dikonfirmasi di Indonesia, sebanyak 51 di antaranya ternyata berstatus sudah menerima vaksinasi lengkap. Data ini diungkap oleh Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.

"51 orang sudah divaksin lengkap," kata Siti Nadia, dikutip dari Kumparan pada Kamis (30/12). Sebanyak 7 pasien lainnya belum divaksinasi, 6 orang baru menerima vaksin dosis pertama, dan 4 kasus belum diketahui status vaksinasinya.

Hal ini boleh dibilang sejalan dengan berbagai hasil penelitian, bahwa varian Omicron memiliki kemampuan untuk menghindari antibodi, baik dari penyintas maupun vaksin. Meski demikian, fenomena ini memicu terjadinya satu hal, yakni kasus yang akan bertambah dengan cepat namun tingkat keparahannya tidak terlalu parah karena vaksin COVID-19 sejauh ini bekerja untuk aspek tersebut.

Fenomena ini rupanya, menurut Siti Nadia, dijumpai sesuai data di Afrika Selatan. Menurut Siti Nadia, data awal perkembangan COVID-19 Omicron di Afsel menunjukkan bahwa risiko rawat inap pada pasien Omicron jauh lebih rendah daripada akibat varian lain seperti Delta dan Beta.

"Data awal di Afsel risiko RS pada Omicron jauh lebih rendah dari Delta dan Beta. Data lain menunjukkan proporsi ruang rawat intensif lebih rendah, seperti di ICU hanya 5 persen dan high care 8 persen," jelas Siti Nadia dalam keterangannya.

"(Sedangkan) gelombang sebelumnya kasus di ICU bisa mencapai 22 persen," imbuh Siti Nadia, membandingkannya dengan situasi ketika varian Delta menimbulkan gelombang wabah COVID-19 di Indonesia. Pembeda lainnya seperti puncak kasus COVID-19 Omicron di Afsel yang dicapai setelah 30 hari, sedangkan varian Delta baru mencapai puncak antara 66-79 hari.


Jumlah kasus konfirmasi harian di Afsel ketika varian Omicron menyerang adalah sekitar 23 ribu. Angka yang jauh lebih banyak dibanding saat varian Delta menyerang, yakni sebanyak 12 ribu kasus dalam sehari.

"(Namun untuk) total kasus lebih rendah, 216 ribu sebelumnya 477 ribu kasus," kata Siti Nadia. "Untuk kematian puncak kasus lebih cepat dicapai dalam 37 hari, gelombang sebelumnya 71-102 hari."

"Jumlah kematian harian 64, sebelumnya mencapai 297-575 per hari. Total kasus kematian 1.034, sebelumnya mencapai 15 ribu," lanjutnya.

Data ini, menurut Siti Nadia, sudah seharusnya dipelajari oleh masyarakat Indonesia untuk memprediksi bagaimana perkembangan ke depannya. Sejauh ini yang bisa diperkirakan hanyalah kasus hariannya yang lebih tinggi dari saat puncak varian Delta.

"Kasus harian bisa lebih tinggi dari Delta dengan waktu menuju puncak lebih cepat yakni 32 hari, kalau Delta 60 hari," tutur Siti Nadia. "Ini juga artinya varian memiliki penularan tinggi dan risiko sakit rendah."

"Tapi kita harus waspada karena situasi berubah lebih cepat. Upaya mitigasi, pencegahan, dan prokes harus ditingkatkan termasuk pengurangan mobilitas. Kita tetap waspada karena kebutuhan rumah sakit dan kematian masih bisa terjadi," pungkasnya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru