Para ilmuwan ingin menghormati upaya ekologis DiCaprio untuk menyelamatkan hutan hujan sehingga mereka merasa cocok untuk menamai pohon dengan nama aktor tersebut.
- Zodiak Yanuarita
- Jumat, 07 Januari 2022 - 15:10 WIB
WowKeren - Kecintaan Leonardo DiCaprio terhadap lingkungan tampaknya telah mendapatkan "tanda jasa". Hal itu terlihat pada sebuah pohon yang dinamai menurut namanya.
Para peneliti dari Royal Botanic Gardens, Kew di Inggris, menemukan sebuah pohon di hutan Kamerun, yang dipuji karena keanekaragaman hayatinya. Mereka menamai pohon itu dengan nama ilmiah Uvariopsis dicaprio.
Bukan tanpa alasan, para ilmuwan ingin menghormati upaya ekologis DiCaprio untuk menyelamatkan hutan hujan sehingga mereka merasa cocok untuk menamai pohon dengan nama aktor tersebut. "Kami pikir dia sangat penting dalam membantu menghentikan penebangan hutan Ebo," kata ahli botani Kew Martin Cheek kepada BBC.
Aktivitas manusia sangat berpengaruh terhadap perubahan iklim yang terjadi, yang mana dampaknya kian terjadi nyata akhir-akhir ini. Penebangan, yang mengacu pada proses menebang dan mengangkut pohon, meningkatkan jumlah karbon dioksida di udara, berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Para konservasionis dan peneliti sama-sama terkejut ketika mengetahui bahwa sebagian besar hutan Ebo akan ditebang. Hutan Ebo merupakan salah satu hutan hujan terbesar di Afrika tengah.
Hingga kemudian pada tahun 2020 DiCaprio memulai kampanyenya. Ia mendorong upaya untuk melindungi hutan yang merupakan rumah bagi masyarakat Banen dan beragam populasi tumbuhan dan hewan. Dia memposting seruan di media sosial, menghubungkan ke petisi untuk ditandatangani oleh para pengikutnya.
Upaya DiCaprio membantu para ahli internasional, yang kemudian menulis surat kepada pemerintah Kamerun yang merinci spesies hewan dan tumbuhan yang terancam punah yang hidup di hutan. Belakangan, pemerintah mencabut rencana penebangan hutan tersebut.
Pohon "dicaprio" merupakan pohon cemara tropis kecil dengan bunga kuning yang tumbuh dari batangnya. Ini adalah tanaman pertama yang secara resmi dinamai oleh para peneliti Kew tahun ini, merupakan anggota dari keluarga tanaman kenanga, dan sudah diklasifikasikan sebagai "sangat terancam punah".
(wk/zodi)
