5 TKI Tewas Tenggelam Usai Kapal Karam Saat Menuju Malaysia, Bamkala Kesulitan Lakukan Pengawasan
Pixabay/ilustrasi/larsen9236
Nasional

5 TKI diduga ilegal yang hendak pergi ke Malaysia berakhir tewas saat kapal yang mereka tumpangi tenggelam. Pihak Bamkala pun mengungkap kendala dalam melakukan aktivitas pengawasan mereka.

WowKeren - Sebuah kapal yang membawa 27 Warga Negara Indonesia (WNI) terbalik di perairan Teluk Ramunia, Pengerang, dekat Kota Tinggi, Malaysia, pada Kamis (20/1). Sebanyak lima warga negara Indonesia (WNI) tewas tenggelam akibat kapal karam di Malaysia.

"Terdapat 27 orang yang diduga WNI berada dalam kapal tersebut. 19 selamat, ditemukan lima jenazah, dan satu hilang," kata Judha dalam konferensi pers, Kamis (20/1).

Sebelumnya, Direktur Maritim Johor, Laksamana Maritim Pertama, Nurul Hizam Zakaria mengatakan pada pukul 03.45 dini hari tadi, radar Malaysian Maritime Surveillance System (SWASLA) mendeteksi target mencurigakan diduga membawa TKI ilegal yang bergerak dari perairan Pulau Bintan, Indonesia, ke perairan negara itu.

Informasi itu kemudian dikirimkan kepada kapadal Angkatan Laut Kerajaan Malaysia KD Sri Indera Sakti yang sedang bertugas. Setelah itu, RMN mendeteksi kapal tersebut pada pukul 4.10 pagi, tetapi kapal tersebut melarikan diri sebelum terbalik di 0,8 mil laut Teluk Ramunia pada pukul 4.50 pagi.


Sementara itu, Kepala Bagian Humas Bakamla, Kolonel Wisnu Pramandita mengatakan pihaknya kesulitan mengawasi aktivitas keberangkatan PMI atau tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal dari Indonesia ke Malaysia. Terkait peristiwa tersebut, Wisnu mengatakan pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM).

"Cukup kesulitan memang untuk mengawasi garis pantai sepanjang Selat Malaka dari Aceh sampai dengan Pulau Bintan. Pencegahan akan efektif melalui pembinaan di daratan. Ditambah garis pantainya yang panjang dari Selat Malaka," kata Wisnu saat dihubungi pada Kamis (20/1) malam.

Secara terpisah, Kepala Bakamla, Laksamana Madya Aan Kurnia mengatakan bahwa penertiban aktivitas PMI ilegal membutuhkan kerja sama dari berbagai instansi terkait. Aan Kurnia menegaskan perlu adanya pengawasan ketat dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah tersebut

"Bakamla tetap melaksanakan pemantauan dan pengawasan dengan bekerjasama dengan Kementerian/Lembaga termasuk dengan APMM. Aktivitas PMI illegal ini membutuhkan penanganan dan pengawasan yang ketat melibatkan banyak pihak terkait baik di darat maupun di laut," katanya.

Insiden ini merupakan kali kedua kapal terbalik pada minggu ini yang melibatkan tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal. Pada Selasa lalu, enam perempuan WNI juga ditemukan meninggal di di perairan Malaysia, sementara tujuh lainnya berhasil diselamatkan. Kapal yang mereka tumpangi terbalik akibat diterjang ombak.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru