Warga yang Bentrok di Maluku Tengah Siap Berdamai, MUI Tegaskan Konflik Bukan Soal Agama
Nasional

Bentrokan itu sendiri terjadi pada Selasa (25/1) dan memuncak pada Rabu (26/1) hingga menewaskan tiga orang. Kini, aparat TNI-Polri tengah mengamankan kondisi di Maluku Tengah pasca bentrokan terjadi.

WowKeren - Pada Selasa (25/1) terjadi sebuah bentrokan antara dua desa di Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Bentrokan ini semakin memuncak pada Rabu (26/1), hingga tewaskan tiga orang.

Kini, warga desa Ori, Pulau Haruku, Maluku Tengah, telah sepakat berdamai dengan warga desa Kariuw, namun dengan satu syarat yakni masalah tapal batas lebih dahulu diselesaikan. Hal ini disampaikan oleh warga setelah Kapolda Maluku, Irjen Lotharia Latif dan Danrem 151/Binaiya, Brigjen TNI Arnold Ritiauw bertemu warga bentrokan di Desa Pelauw, Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah pada Rabu (26/1) malam.

Pertemuan yang terjadi pada Rabu (26/1) malam itu diketahui juga melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh pemuda dari warga Pelauw dan Ori, Bupati Maluku Tengah, Camat Haruku, Kapolresta Ambon dan Dandim. Kemudian ada juga Dansat Brimob, Karo Ops, dan Kabid Humas, yang berlangsung di rumah Raja Negeri Pelauw.

Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol M. Rum Ohoirat dalam pernyataan resmi menuturkan bahwa warga Pelauw dan Ori itu sepakat menginginkan perdamaian. Namun di sisi lain, mereka juga memberi catatan agar sumber masalah yang selama ini sering terjadi terkait batas tanah dapat diselesaikan terlebih dahulu. Sehingga ada kepastian, baik melalui sidang adat maupun pengadilan umum.


Kemudian, kata Ohoirat, masyarakat juga berharap agar aparat kepolisian bisa membangun pos pengamanan secara permanen di setiap perbatasan desa. Pihaknya pun menyetujui hal tersebut untuk menentukan persoalan batas tanah secara hukum yang berlaku.

Sementara itu, beredar kabar bahwa bentrokan yang terjadi itu juga dikarenakan oleh agama. Hal ini lantas dibantah dan dipastikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku, konflik tersebut bukan perkara agama.

Abdul Hadji Latuconsina selaku Sekretarius MUI Maluku lantas meminta masyarakat agar tidak terpancing dengan informasi yang menyebut konflik tersebut dengan masalah agama. Abdul juga termasuk salah satu tokoh masyarakat yang turut hadir dalam pertemuan dengan Pangdam XVI/Pattimura, Mayor Jenderal Richard Tampubolon dan sejumlah tokoh lainnya di Kodam Pattimura.

Abdul lantas meminta masyarakat untuk bisa menahan diri dan mendukung TNI-Polri dalam menyelesaikan permasalahan bentrok antar warga Desa Ori dan Kariuw. Aparat gabungan pun saat ini diketahui tengah mengamankan kondisi di Maluku Tengah, pasca bentrokan.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait