Sekolah Online Turunkan Kualitas Belajar, 50 Persen Siswa SD Kelas 1 Belum Bisa Baca Tulis
Nasional

Masyarakat mendesak pemerintah untuk menghentikan kebijakan PTM 100 persen karena meningkatnya kasus COVID. Di sisi lain, 50 persen siswa kelas 1 SD belum bisa baca tulis karena belajar online.

WowKeren - Sekolah atau pembelajaran di tengah Pandemi COVID-19 menjadi salah satu masalah yang rumit untuk ditangani. Di 1 sisi, publik khawatir dan cemas ketika pemerintah masih melanjutkan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) 100 persen di tengah kasus COVID-19 yang meningkap secara signifikan. Tapi di sisi lain, kualitas pembelajaran tampaknya juga menurun selama sekolah online.

Kantor Staf Presiden (KSP) mengungkap 50 persen siswa kelas 1 sekolah dasar (SD) belum bisa membaca dan menulis karena terlalu lama mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau sekolah online saat pandemi COVID-19. enaga Ahli Utama KSP, Abraham Wirotomo mengatakan PJJ berdampak kepada penurunan kualitas belajar siswa. Bahkan, banyak pelajar yang mengalami penurunan prestasi karena belajar online.

"Menurut kajian Kemendikbud dan Kemenag, hanya 15 persen anak SD kelas 1 yang nilainya sesuai standar. Bahkan, hasil verifikasi lapangan KSP malah menemukan 50 persen anak SD kelas 1 belum bisa baca tulis," ungkap Abraham dalam keterangan tertulis, Jumat (28/1).

Abraham berpendapat bahwa PTM lebih baik meski pandemi COVID-19 belum selesai. Karena itu, Abraham tetap mendorong seluruh daerah menggelar PTM sesuai ketentuan pada surat keputusan bersama (SKB) 4 menteri.


Abraham juga meminta orangtua murid tidak terlalu panik dengan situasi pandemi COVID-19. Abraham menegaskan bahwa pelaksanaan PTM tetap memperhatikan kondisi pandemi COVID-19 di masing-masing daerah.

"Jika angka kasus di Jakarta semakin naik dan level PPKM menjadi level 3, maka otomatis PTM dibatasi maksimal 50 persen, tapi jika level PPKM kembali membaik, maka PTM dinaikkan lagi hingga 100 persen," pungkasnya.

Sebelumnya diketahui bahwa kebijakan PTM 100 persen menuai pertanyaan usai penemuan kasus COVID-19 di sejumlah sekolah. Di DKI Jakarta, ada 90 sekolah yang ditutup karena penularan COVID-19.

Pemprov DKI menemukan 135 kasus COVID-19 di 90 sekolah tersebut. Jumlah itu terdiri dari 120 siswa, 9 guru, dan 6 orang lainnya tenaga pendidik. Merujuk ketentuan yang berlaku, sekolah bisa ditutup sementara waktu jika ditemukan penularan COVID-19.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait