Klakson Telolet Disebut Jadi Salah Satu Penyebab Kecelakaan Maut Balikpapan, Ini Penjelasan KNKT
Nasional

Sebuah truk kontainer diketahui mengalami rem blong hingga menabrak para pengendara yang berhenti menunggu lampu merah di Simpang Muara Rapak, Balikpapan, pada 21 Januari 2022 lalu.

WowKeren - Kecelakaan maut di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang menelan empat korban jiwa dan menyebabkan puluhan orang luka-luka masih terus diselidiki. Sebuah truk kontainer diketahui mengalami rem blong hingga menabrak para pengendara yang berhenti menunggu lampu merah di Simpang Muara Rapak, Balikpapan, pada 21 Januari 2022 lalu.

Kekinian, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan bahwa salah satu penyebab truk tersebut mengalami rem blong adalah pemasangan klakson telolet. Pihak KNKT pun menjelaskan hasil investigasi yang mereka lakukan.

Senior Investigator KNKT, Achmad Wildan, memastikan bahwa kecelakaan di Balikpapan itu terjadi karena kasus angin tekor hingga membuat rem truk tidak berfungsi. Wildan pun menjabarkan tiga temuan yang berhasil dikulik dari pengakuan sopir truk tersebut.

"Pertama, pengemudi pada saat masuk turunan itu menggunakan gigi empat. Sekalipun (dia) ngomong sehabis itu dia masuk gigi tiga, saya tidak percaya," ungkap Wildan dilansir detikcom, Kamis (27/1). "Karena saya kan pengemudi juga, saya asesor kompetensi pengemudi, jadi saya paham betapa sulitnya memindahkan gigi ketika di turunan dalam kondisi pedal kopling enggak bisa diinjak."


Menurut Wilda, sang sopir mengaku bahwa arum rpm menunjuk angka 5 dan pedal rem keras. Ia pun menyimpulkan ada kasus angin tekor dalam kejadian tersebut.

"Saya minta tim investigator ngecek, coba cek gap atau celah kampas dengan rem. Ketemu, (ada gap) lebih dari 2 mm," ujarnya.

Temuan ketiga tim KNKT adalah adanya klakson telolet yang dipasang di truk tersebut. Diketahui, klakson tersebut menggunakan angin dari tabung yang sama dengan tabung angin untuk kebutuhan rem.

Adapun pemasangan klakson telolet sendiri sejatinya tidak dibenarkan apabila sumber udaranya disatukan dengan sumber udara pada sistem pengereman. Klakson telolet tersebut seharusnya menggunakan tabung angin sendiri, sehingga udara untuk sistem pengereman aman.

"Apalagi temuannya? Dipasang klakson telolet. Nah di situ, dua titik tadi itu menunjukkan dia boros (angin). Karena pada saat dia turun, pengemudi itu enggak sempat ngisi (angin)," paparnya. "Jadi gini, celah rem, kampas dengan tromol, sama klakson telolet itu ketika beroperasi di jalan mendatar enggak masalah. Karena buang angin, nanti diisi lagi, kan ngegas terus. Tapi pada saat jalan turun, enggak akan punya kesempatan ngisi (angin). Hanya buang aja. Begitu buang tanpa ngisi, saya yakin dua tiga kali injekan, dua tiga kali nglakson selesai. Dia enggak bisa lagi nginjak pedal rem. Nah, itulah kasus yang terjadi di Balikpapan. Jadi kasusnya adalah angin tekor."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait