Indonesia Segera Buat Pusat Riset Vaksin di Bali, Luhut: Ahli Kita Jago-jago
Instagram/luhut.pandjaitan
Nasional

Indonesia bakal mendirikan pusat penelitian atau research center untuk vaksin di Bali. Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Indonesia punya potensi SDM yang kurang diberdayakan.

WowKeren - Indonesia akan segera memiliki pusat riset vaksin COVID-19. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia akan membangun pusat riset vaksin COVID-19 di Pulau Bali.

Tak hanya itu, Luhut Binsar Pandjaitan juga menyampaikan bahwa Indonesia akan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan vaksin internasional. Salah satu perusahaan vaksin yang akan bergabung dalam proyek itu adalah Pfizer.

"Kami akan membuat research center untuk vaksin, bekerja sama dengan Merck, ada dengan Pfizer, ada juga dengan Cansino," kata pada Sidang Majelis Pekerja Lengkap-Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia yang digelar virtual pada Jumat (28/1) kemarin.

Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pusat riset vaksin tersebut nantinya juga akan mematangkan vaksin buatan dalam negeri, yaitu Vaksin Merah Putih. Menurut Luhut, vaksin iMerah Putih sudah siap untuk diproduksi massal mulai bulan Juni tahun ini.

Luhut Binsar Pandjaitanmenyebut pusat riset vaksin di Bali akan melibatkan banyak ahli Indonesia. Dia yakin para ahli dalam negeri punya kualitas untuk mengembangkan vaksin.


Luhut menilai banyak SDM (sumber daya manusia) yang ahli di Indonesia. Tapi memang selama ini banyak yang kurang diberdayakan oleh pemerintah.

"Ahli kita jago-jago, hebat-hebat, hanya selama ini kurang kita berdayakan," pungkas politikus senior Partai Golkar tersebut.

Seperti diketahui, Indonesia telah melakukan vaksinasi COVID-19 sejak 13 Januari 2021. Pemerintah menargetkan sekitar 208 juta masyarakat sebagai sasaran vaksinasi COVID-19.

Dalam menjalankan program itu, Indonesia menggunakan vaksin impor dari sejumlah negara. Beberapa vaksin yang digunakan dalam vaksinasi COVID-19 adalah Sinovac, Pfizer, Moderna, AstraZaneca, dan Sinopharm.

Pemerintah Indonesia kini juga terus mendorong masyarakat untuk mendapat vaksin. Pasalnya, meski kini sebagian sudah mulai menerima vaksin booster, masih ada masyarakat yang belum mendapat dua suntikan utama.

Hal itu pun disebabkan oleh berbagai hal. Mulai dari adanya kasus suntik vaksin kosong. Hingga sejumlah masyarakat yang masih menolak dengan alasan idealisme.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru