Kata Pakar Soal Pelonggaran Pembatasan COVID-19 di Tengah Ancaman Bahaya Omicron
Pexels/Gustavo Fring
Nasional

Pemerintah diketahui memberikan pelonggaran pembatasan COVID-19 kepada mereka yang sudah menerima vaksin dua dosis ataupun booster. Hal ini lantas mendapat tanggapan dari Epidemiolog.

WowKeren - Indonesia hingga saat ini masih harus berjuang melawan pandemi COVID-19, terlebih akan dihadapkan dengan gelombang varian Omicron. Bahkan gelombang Omicron ini telah diprediksi sebelumnya, angkanya lebih tinggi dibandingkan dengan varian Delta.

Meski demikian, pemerintah memberikan pelonggaran pembatasan COVID-19. Seperti yang disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marives) Luhut Binsar Pandjaitan yang mengizinkan masyarakat yang sudah divaksin, di-booster, dan tidak ada komorbid untuk jalan-jalan.

Menanggapi pernyataan dari Luhut, Edidemiolog Dicky Budiman menyebut bahwa virus COVID-19, khususnya Omicron, tetap lah berisiko. Menurutnya, selain memperhatikan diri sendiri, masyarakat juga harus memikirkan keadaan sekitar apakah memang benar-benar sudah divaksin semua atau tidak.

"Ya tentunya bicara resiko ya tetap ada, apa lagi ini bicara Omicron ya, jadi bicara juga resiko adalah juga bergantung seberapa besar kita bisa memastikan orang lain juga dalam kondisi yang sama (sudah vaksin dan booster)," tutur Dicky kepada detikcom, Senin (14/2). "Bahwa yang ada dan mobile atau beraktivitas di luar rumah juga orang-orang itu sudah divaksin lengkap dan dalam durasi protektif."


Dengan begitu, kata Dicky, bukan hanya lengkap saja, melainkan juga sudah atau masih dalam durasi tidak lebih dari 7 bulan sejak dosis kedua vaksinasi atau sudah di-booster. "Nah seberapa bisa kita yakinkan itu? Ini yang jadi pertanyaan," imbuhnya.

Selanjutnya, Dicky juga berbicara mengenai keamanan setiap lokasi yang dikunjungi oleh masyarakat, pastinya berbeda seperti ventilasi dan sebagainya. Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa vaksinasi dosis kedua saat ini bahkan belum mencapai 80 persen.

Dicky meyakini bahwa vaksinasi COVID-19 dosis kedua di Indonesia saat ini belum mencapai 80 persen. Maka dari itu, ia menyarankan jika memang harus jalan-jalan tetap mempertimbangkan potensi paparan hingga kedisiplinan menjaga protokol kesehatan (prokes).

"Sehingga kalau mau jalan-jalan pastikan kemana, dengan siapa, dan gimana resiko atau yang bersangkutan itu sendiri secara pribadi terhadap potensi paparan," tegas Dicky. "Bukan cuma masalah vaksinasi tapi dia kemampuan mematuhi dan selalu menjaga kedisiplinan juga menjadi pertimbangan termasuk dengan siapa tadi bepergian."

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru