Muncul Mutasi Delta-Omicron di Eropa, Kemenkes Kini Mulai Pantau Varian Deltacron
Pixabay/fernandozhiminaicela
Nasional

Muncul mutasi COVID-19 dari varian Delta dan Omicron yang kini terdeteksi di beberapa negara di Eropa. Kemenkes pun kini mulai mewaspadai perkembangannya di Indonesia.

WowKeren - Belum rampung digempur Omicron, kini muncul lagi varian baru dari COVID-19. Varian baru COVID kali ini merupakan mutasi dari Delta dan Omicron yang diberi nama Deltracron. Varian Deltacron kini telah terdeteksi di sejumlah negara di Eropa.

Meski begitu, Indonesia tampaknya juga sudah mulai mewaspadai varian baru COVID tersebut. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah terus memantau perkembangan varian deltacron.

"Ini masih dimonitor perkembangannya karena belum ada bukti terkait peningkatan penularan, keparahan dan lainnya," kata Siti Nadia Tarmizi melalui aplikasi pesan di Jakarta, Minggu (13/3).

Nadia menyampaikan bahwa pemerintah saat terus memantau perkembangan varian tersebut. Selain itu, Kemenkes juga masih terus berupaya mendorong percepatan upaya vaksinasi Covid-19.


"Ya artinya menghadapi apapun juga potensi penularan, percepatan vaksinasi booster dan primer harus disegerakan," ujar Nadia, yang juga menjabat Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes.

Sebelumnya diketahui bahwa para ilmuwan mengkonfirmasi keberadaan varian COVID-19 baru yang menggabungkan mutasi dari varian Delta dan Omicron itu. Varian yang dijuluki deltacron dikonfirmasi melalui pengurutan genom yang dilakukan para ilmuwan di IHU Mediterranee Infection di Maseille, Prancis.

Varian itu telah terdeteksi di beberapa wilayah Prancis. Menurut database internasional Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), kasus varian Deltacron juga ditemukan di Denmark dan Belanda.

Secara terpisah, dua kasus teridentifikasi di Amerika Serikat dan dilaporkan 30 kasus teridentifikasi di Inggris. Varian tersebut adalah hibrida yang muncul lewat proses yang disebut rekombinasi, yakni dua varian virus menginfeksi individu secara bersamaan mengakibatkan bertukar materi genetik dan menciptakan varian baru.

Sementara itu, pada Jumat (22/2), Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan, deltacron merupakan varian baru gabungan BA.1 dan B.1617.2 yang telah memperoleh pengakuan dari otoritas berwenang di Inggris sebagai laporan yang sedang diawasi. Ia mengatakan bahwa kemunculan varian Deltacron telah dilaporkan di Siprus sejak 2021.

Namun, kala itu, banyak yang menganggap virus tersebut hanya pencemaran di laboratorium. Kemudian pada 7 Januari 2022, 25 sekuen varian Deltacron dikirim ke situs pengumpulan data global genom bernama GISAID.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait