Mudik Lebaran Akhirnya Diperbolehkan Usai 2 Tahun Dilarang, Sopir Bus Ungkap Keluh Kesahnya
Twitter/dishub_bwi
Nasional

Sebagai informasi, pemerintah telah dua kali melarang mudik Lebaran karena pandemi COVID-19. Namun tahun ini, masyarakat Indonesia dapat kembali menikmati mudik Lebaran.

WowKeren - Masyarakat Indonesia bisa kembali menikmati mudik Lebaran usai sempat dilarang selama dua tahun terakhir karena pandemi COVID-19. Para sopir bus pun merasa antusias dengan diperbolehkannya kembali mudik tahun ini.

Meski demikian, ada kekhawatiran tersendiri yang dirasakan sopir bus di momen mudik tahun ini, salah satunya terkait kapasitas penumpang. Salah seorang bus Budiman jurusan Jakarta-Tasikmalaya bernama Rian Arifin menilai kapasitas penumpang tahun ini masih jauh lebih sedikit dibanding Lebaran sebelum pandemi COVID-19.

"Dulu sebelum lockdown, H-10 saja itu sudah ramai," ungkap Rian dilansir iNews, Rabu (27/4). "Kalau sekarang berapa hari lagi mau Lebaran masih sepi. Jadi kalau dulu ramai sampai rebutan, sekarang normal-normal saja."

Rian juga menilai kebijakan di masa pandemi banyak merugikan sopir bus, termasuk soal ongkos jalan. Rian mengeluhkan tidak adanya kenaikan ongkos jalan meski penumpang dalam keadaan penuh.

"Kalau dulu Rp 100.000, setiap jalan itu. Kalau Lebaran sekarang cuman dikasih Rp 30.000. Mau penuh sepi enggak ada bedanya, jadi kalau sistem gaji segitu, tetap saja gaji segitu," paparnya. "Jadi itu satu kali jalan. Jadi misalnya dari Tasik terus balik ke Jakarta baru dikasih gaji sama uang tambahan Rp 30.000 itu."


Meski sudah ada lonjakan penumpang mudik di tiap terminal, Rian mengatakan hal itu tak berimbas pada keuntungan sopir bus. Rian bahkan mengaku yang ia dapatkan hanya rasa lelah karena menghadapi kemacetan.

"Gimana, ya. Menguntungkan sih enggak. Cuma di jalan jadi macet terus, makin capeknya itu saja. Jadi capeknya di macetnya doang, sih," tuturnya.

Sementara itu, sopir bus di Rangkasbitung, Lebak mengeluhkan sepinya penumpang di H-7 Lebaran. Seorang sopir bernama Bahreni mengatakan bahwa pada Senin (25/4) dia hanya membawa tujuh orang penumpang.

"Sepi penumpangnya cuma 7 orang (hari ini dari Tanjung Priok ke Rangkasbitung)," kata Bahreni pada Senin.

Bahreni mengaku sebelum pandemi dirinya nanoy membawa 29 orang pemudik dari terminal di Rangkasbitung. Jumlah tersebut juga akan bertambah saat ada penumpang yang naik dari pinggir jalan.

"Tarifnya Rp 38 ribu ini kan eksekutif, nggak dinaikin ini juga. Yah semoga aja penumpangnya ramai, buat anak dan istri di rumah," tukasnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru