Muncul Desakan Rektor ITK Dicopot Imbas Kasus 'Manusia Gurun', Kampus Minta Maaf dan Beri Penjelasan
Instagram/itk_official
Nasional

Kasus tersebut bermula kala Rektor ITK Budi dilaporkan ke Menteri Keuangan dan Dirut LPDP lantaran dinilai melakukan ujaran yang bersifat SARA dan pelecehan secara verbal.

WowKeren - Beberapa waktu lalu, nama Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Budi Santosa Purwokartiko menjadi sorotan publik lantaran unggahannya di media sosial dinilai mengandung unsur SARA. Adapun dalam unggahannya di Facebook itu Budi menyinggung soal "menutup kepala ala manusia gurun".

Atas sikap dari Budi, muncul desakan agar Rektor ITK itu dipecat. Menanggapi hal ini, pihak kampus pun buka suara.

"Seperti penjelasan dari Ketua Senat ITK (Nurul Widiastuti) bahwa hasil keputusan yang memiliki kewenangan adalah Senat ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya)," tutur Wakil Rektor bidang Non Akademik Dr Muhammad Mashuri dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/5).

"Serta saat ini sedang melakukan proses yang berlangsung di ITS, sehingga tuntutan apa pun yang diberikan diharapkan masyarakat umum dan mahasiswa ITK tetap patuh terhadap aturan dan kewenangan yang berlaku," lanjut Mashuri.


Lebih lanjut, Mashuri mengatakan bahwa saat ini proses masih berjalan. Senat ITK disebut telah mengirimkan surat pada 9 Mei 2022 kepada Senat ITS. Kemudian, di hari yang sama, juga sudah melangsungkan sidang kode etik yang dilakukan di ITS.

Hingga saat ini, Budi diketahui masih aktif di ITK. Selain itu, Budi disebut juga masih mendampingi program studi yang ada di ITK.

Sementara itu, atas sikap dari Budi, Ketua Senat ITK Nurul menyampaikan permohonan maaf atas unggahan "manusia gurun" yang membuat gaduh beberapa waktu lalu. "Dalam forum rapat senat, Prof Budi Santosa meminta maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya civitas akademika ITK," ujar Nurul, dilihat dari detikSulsel, Sabtu (14/5).

Nurul mengungkapkan rapat senat tersebut digelar dalam rangka membahas status Facebook Budi pada 27 April lalu. Rapat tersebut lantas menyimpulkan bahwa status dimaksud merupakan opini pribadi dan tidak berhubungan dengan jabatan Budi sebagai Rektor ITK.

Akan tetapi, Nurul menegaskan pihak kampus memohon maaf atas kejadian tersebut. Ia menuturkan persoalan tersebut selanjutnya diserahkan kepada ITS, sebab Budi merupakan dosen yang memiliki homebase ITS Surabaya.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait