Salah satu topik yang diungkapkan para member adalah keraguan diri yang Lisa rasakan. BLINK mungkin tidak menyadari bahwa dia mengalami waktu yang sangat melelahkan sekitar empat tahun lalu.
- Eka Dewi Sofia Putri
- Selasa, 24 Mei 2022 - 10:59 WIB
WowKeren - BLACKPINK (Black Pink) baru-baru ini membuat sejarah sebagai girl grup ketiga yang pernah muncul di sampul Rolling Stone. Di sini, mereka membuka topik yang lebih dalam dan tidak diketahui tentang kehidupan mereka.
Salah satu topik yang diungkapkan para member adalah keraguan diri yang Lisa rasakan saat menjadi penyanyi baru. BLINK mungkin tidak menyadari bahwa dia mengalami waktu yang sangat melelahkan sekitar empat tahun lalu.
"Sepanjang tahun antara 'As If It's Your Last' [2017] dan 'DDU-DU DDU-DU' [2018] terasa berat bagiku," ungkap Lisa. Saat itu, penyanyi kelahiran 1997 tersebut kehilangan suara bersama dengan kepercayaan dirinya.
"Aku tidak bisa menyanyi. Ketika aku pergi ke studio untuk rekaman, tidak ada yang keluar. Aku menangis," kata Lisa. Ia tidak menjelaskan apa sebenarnya yang membuatnya merasa seperti itu, tetapi itu sangat memengaruhi pola pikirnya.
Member termuda BLACKPINK itu memikirkan sesama member dan khawatir bahwa dia akan menunda rekaman comeback mereka berikutnya. "Aku merasa seperti menjatuhkan tim," kata Lisa.
Untungnya, dia bisa menjadi lebih baik dengan bantuan produser utama BLACKPINK, Teddy. Dia memujinya karena membujuknya keluar dari cangkangnya. Cintanya yang keras membantunya bangkit kembali dari titik terendahnya.
"Teddy mendorongku dengan keras. 'Kamu tidak bisa? Tidak. Cobalah lebih keras. Kembali ke sana.' Karena Teddy, aku bisa mengatasi waktu itu," akunya. Lisa juga menyebutkan bahwa Teddy adalah mentor yang membantu grup menjadi lebih baik sebagai musisi.
Seperti yang ditambahkan Jennie, ketegangan yang mereka rasakan setiap kali dia mendorong mereka untuk meningkatkan musik adalah ketegangan bagus yang dibutuhkan BLACKPINK. "Oppa mengarahkan semua BLACKPINK. Dia mengenal kami dengan sangat baik. Dia mendorong kami dengan keras. 'Lagi, lagi, lagi,' katanya."
(wk/dewi)
