Polisi Klaim Demo Tolak DOB di Papua Aman-Kondusif, Aktivis Ungkap Hal Berbeda
Nasional

Demo penolakan DOB berlangsung di sejumlah wilayah di Papua hari ini, Jumat (3/6). Aktivis mengungkap ada tindakan represif yang dilakukan aparat pada para pengunjuk rasa.

WowKeren - Kembali terjadi kericuhan dalam unjuk rasa menolak daerah otonomi baru (DOB) di Papua, Jumat (3/6). Namun pihak kepolisian membantah adanya tindakan represif yang dilakukan pihak aparat terhadap para mahasiswa dan masyarakat penolak DOB.

Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Polisi Ahmad Musthofa Kamal menegaskan unjuk rasa yang berlangsung di sejumlah daerah di Papua berlangsung aman dan kondusif. Ia juga mengklaim para pejabat Utama Polda Papua yang dipimpin Karo Ops Polda Papua Kombes Pol I Ketut Gede Wijatmika, S.I.K langsung turun ke lapangan untuk memantau situasi di Kota Jayapura.

"Sampai saat ini situasi di Provinsi Papua aman dan kondusif. Meski di beberapa wilayah di Papua menggelar unjuk rasa," kata Kabid Humas Polda Papua saat dimintai keterangan.

"Pejabat utama yang dipimpin Karo Ops Polda Papua melakukan pemantauan di lapangan untuk memastikan situasi Kamtibmas khususnya di Kota Jayapura aman dan kondusif," lanjutnya.

Polda Papua dan Polresta Kota Jayapura disebut telah melakukan patroli dan penyekatan serta razia di beberapa titik untuk mengantisipasi berkumpulnya massa yang lebih banyak. Jajaran Polres juga menyiapkan personel gabungan untuk mengantisipasi demo di wilayahnya masing-masing.


"Untuk situasi secara keseluruhan di Provinsi Papua sampai saat ini relatif aman dan kondusif, personel gabungan masih melakukan pengamanan di titik-titik kumpul massa. Massa di beberapa daerah telah membubarkan diri dengan aman," ucapnya.

Namun klaim polisi itu dibantah oleh aktivis Papua, salah satunya Younes Douw. Dia menyebut aksi menolak DOB di Papua dipenuhi oleh tindakan represif dari aparat kepolisian.

Menurut catatannya, ada 11 peserta aksi yang menjadi korban. Douw menyebut mayoritas korban itu dipukul oleh aparat. "Banyak yang dapat pukul oleh polisi," kata Douw melansir Cnnindonesia.com.

Rincian dari kesebelas orang itu yakni Yafet Tekege, Mikelda Tekege, Bob Alias Etinus Kogoya, Hano Walilo, David Goo dan Edison Pigai. Selanjutnya ada Epi Murib, Econ Pigai, Melky Tebain, Yosepina Boga dan Saverius Bagubau. Douw menyebut pihaknya tak asal bicara soal tuduhan represif itu.

"Adz Kapolres Jayapura mengatakan Aktivis itu harus punya bukti, kami tidak sembarang bicara ada bukti lalu kami bicara, Kapolres bicara seperti itu takut kehilangan jabatan itu," pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru