Kemenag Imbau Patuhi Prokes Saat Idul Adha Karena PMK, Ini Ragam Cara Pembagian Daging Kurban
Rawpixel
Nasional

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag, Adib, menjelaskan bahwa prokes tidak hanya dilakukan pada saat pelaksanaan salat Id dan penyembelihan hewan kurban, namun juga saat pembagian daging kurban.

WowKeren - Hari Raya Idul Adha tahun ini akan dilaksanakan di bawah bayang-bayang wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Oleh sebab itu, Kementerian Agama mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan pada pelaksanaan Hari Raya Idul Adha tahun ini.

"Kami berharap masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan saat Hari Raya Idul Adha 1443 H," ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag, Adib, dalam keterangannya. "Karena bukan hanya terkait pandemi COVID-19, tetapi juga untuk mencegah penularan penyakit mulut dan kuku atau PMK."

Menurut Adib, penerapan prokes tidak hanya dilakukan pada saat pelaksanaan salat Id dan penyembelihan hewan kurban. Prokes juga tetap harus diterapkan pada saat pembagian daging kurban.

"Jadi pelaksanaan protokol kesehatan ini juga dilakukan saat pembagian daging kurban," ujarnya. "Ini tentu perlu peran kita semua agar pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1443 H tetap kondusif dan aman."

Pihak penyelenggara kurban dimintanya untuk menggunakan kantong yang ramah lingkungan dan mudah didaur ulang. Adib menjelaskan bahwa beberapa wilayah di Indoensia memiliki cara tersendiri untuk membungkus daging kurban.


"Ketika membagikan daging kurban, sebaiknya gunakan nomor antrean. Selain itu, pilih kantung daging yang ramah lingkungan. Beberapa wilayah di Jawa Barat misalnya, menggunakan boboko yang terbuat dari bambu. Saya kira ini sekaligus memberdayakan kreativitas masyarakat," tukasnya.

Di Kabupaten Jember, Jawa Timur, penyelenggara kurban diminta untuk tidak menggunakan kantong plastik dalam membagikan daging. Hal itu dilakukan untuk mengurangi sampah plastik.

"Saya meminta kepada seluruh warga Muslim di Kabupaten Jember agar menggunakan daun jati saja atau besek bambu sebagai tempat daging kurban. Jangan menggunakan kantong plastik yang mencemari lingkungan," jelas Bupati Jember Hendy Siswanto, Rabu (6/7).

Di sisi lain, Pemkot Bandung justru menganjurkan panitia kurban untuk menggunakan kantong plastik bening dalam pembagian daging. Hal tersebut untuk mengantisipasi penyebaran PMK.

Penggunaan daun pisang atau besek dinilai bisa membuat darah atau cairan daging berpotensi menetes di jalan. Cairan tersebut bisa saja mengandung virus dan kemudian menjangkit ternak lain.

"Kalau pakai besekan, saat sampai di rumah, dagingnya direbus, besekan atau daunnya dibuang ke tempat sampah. Dari sana nantinya daun dibuang ke penampungan sampah, ada peluang kambing yang ada di sana makan daun tersebut," papar Kepala Bidang Keamanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Ermariah. "Bambu juga sama. Itu akan sulit dibersihkan karena menempel."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait