Tolak MyPertamina, Mahasiswa di Makassar Gelar Demo Hingga Sandera Truk Tangki Solar
Nasional

Puluhan mahasiswa di Makassar menggelar unjuk rasa menolak adanya aplikasi MyPertamina untuk pembelian BBM. Mereka pun mengancam akan melakukan demo lagi dengan massa yang lebih banyak.

WowKeren - Keberadaan aplikasi MyPertamina terus menuai pro dan kontra sejak pertama kali diperkenalkan. Bahkan hingga kini berbagai protes rupanya masih terus disuarakan terkait penggunaan aplikasi tersebut.

Terbaru, mahasiswa di Makassar menggelar aksi demo untuk menolak kebijakan membeli BMM (Bahan Bakar Minyak) melalui aplikasi tersebut. Aksi demo itu dilakukan oleh puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Koordinator Komisariat (Korkom) Perintis Cabang Makassar. Para mahasiswa itu berunjuk rasa di DPRD Sulawesi Selatan, Makassar, Jumat (15/7) hari ini.

Namun demo penolakan aplikasi MyPertamina tersebut sempat berlangsung tak kondusif. Mahasiswa turut melakukan aksi bakar ban bekas dan blokade jalan. Bahkan, sebuah truk tangki solar juga ikut disandera oleh para mahasiswa dalam aksi demo tersebut.

Melansir dari CNNIndonesia.com, puluhan mahasiswa itu memaksa ingin bertemu dengan anggota DPR Sulsel. Sayangnya keinginan para mahasiswa tidak bisa terpenuhi karena seluruh anggota dewan hari ini sedang tidak ada di Makassar.


Al hasil, sejumlah mahasiswa pun mulai melakukan perusakan pada pintu pagar besi di gedung DPRD Sulawesi Selatan. Aksi perusakan itu dilakukan dengan menggunkan batu atau dengan berusaha memanjat pintu pagar tersebut.

"Kamu menolak kehadiran MyPertamina di Kota Makassar, karena tidak ada keadilan dalam strata sosial," ujar Ketua Bidang PTKP HMI Korkom Perintis Cabang Makassar, Marlin Wijaya pada Jumat (15/7).

Penggunaan aplikasi MyPertamina untuk membeli BBM dinilai malah melanggar Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Hal itu berkaitan dengan penggunaan handphone di SPBU yang diketahui sangat berbahaya dan mengancam keselamatan. Tak hanya itu, aplikasi MyPertamina juga dinilai malah semakin menyusahkan masyarakat,

"Penggunaan handphone di SPBU sangat berbahaya terjadinya kecelakaan kerja, termasuk para pekerja dan masyarakat. Bahkan, pembelian bensin melalui aplikasi juga sangat menyulitkan masyarakat," pungkas Marlin Wijaya.

Meski gagal bertemu dengan anggota DPR Sulawesi Selatan, para mahasiswa akhirnya memutuskan untuk mengakhiri demo kali ini, Namun, mereka memperingatkan bakal menggelar demo dan membawa lebih banyak massa.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru