Viral Bayi Meninggal Usai Sang Ibu 'Dipaksa' Lahiran Normal, RSUD Jombang Beri Klarifikasi
Pexels
Nasional

Pasien tersebut masuk ke ruang persalinan pada Kamis (28/7) sekitar pukul 18.30 WIB. Sayangnya, proses persalinan normal tak berjalan mulus karena kepala bayi sudah keluar namun bagian badan justru tersangkut.

WowKeren - Persalinan seorang ibu bernama Rohma Roudotul Jannah di RSUD Jombang, Jawa Timur, berakhir tragis. Bayi Rohma dikabarkan meninggal dunia usai tersangkut dan tak bisa keluar.

Suami Rohma, Yopi Widianto, mengungkapkan bahwa istrinya sudah disarankan untuk melakukan persalinan melalui operasi sesar sejak masa kehamilan. Menurutnya, saran operasi tersebut diberikan oleh bidan, dokter yang memeriksa kehamilan, hingga pihak Puskesmas Sumobito yang merujuk Rohma ke RSUD Jombang.

Setibanya di RSUD Jombang, tutur Yopi, petugas terkesan mengabaikan saran tersebut dan berkeras agar Rohma menjalani persalinan normal. "Padahal istri saya sudah tanya dua kali atau tiga kali, kenapa tidak sesar? Tapi dijawab kita usahakan normal," ujar Yopi kepada Kompas.com, Senin (1/8).

Rohma masuk ke ruang persalinan pada Kamis (28/7) sekitar pukul 18.30 WIB. Sayangnya, proses persalinan normal tak berjalan mulus karena kepala bayi sudah keluar namun bagian badan justru tersangkut.

"Sampai kira-kira setengah delapan atau jam delapan, si bayi belum bisa keluar, divakum, disedot. Disedot itu cuma keluar kepalanya," paparnya.

Perawat yang menangani persalinan Rohma kemudian menghubungi dokter dan petugas lain. Sayangnya, nyawa sang bayi tak tertolong. Untuk menyelamatkan nyawa Rohma, petugas meminta persetujuan Yopi untuk memisahkan kepala bayi dari badannya. Usai kepala bayi dipisahkan, petugas melakukan operasi untuk mengambil bagian tubuh bayi yang masih ada dalam kandungan Rohma.

Pihak manajemen RSUD Jombang lantas memberikan klarifikasi terkait kejadian tersebut. Menurut Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Jombang M Vidya Buana, pasien tersebut dibawa ke rumah sakit dnegan indikasi keracunan kehamilan.


"Sesuai SOP, kami melakukan pemeriksaan awal dan didapatkan kondisi ibu baik dan sudah masuk fase aktif, artinya sudah ada pembukaan," jelasnya. "Kemudian posisi kepala janin juga sudah masuk ke dasar panggul."

Tim medis di RSUD Jombang kemudian memutuskan untuk melakukan proses persalinan normal. Proses persalinan berhasil hingga kepala janin keluar, namun kemudian terjadi kemacetan.

"Macet di pundak," ungkapnya.

Meski petugas medis telah berupaya memberikan pertolongan dengan berbagai cara, hal itu masih tak membuahkan hasil hingga 10 menit. Dengan anggota tubuh masih di dalam kandungan ibu, sang bayi akhirnya meninggal dunia.

Setelah itu, tim medis memilih untuk melakukan tindakan dekapitasi (pemutusan atau pemenggalan leher janin) karena bayi sudah tidak bisa diselamatkan. Tim medis berusaha menyelamatkan nyawa sang ibu.

"Kondisi bayi tidak bisa diselamatkan sehingga prioritas petugas kami fokus menyelamatkan kondisi ibu," paparnya. "Kala ini kemudian dipaksakan, bisa jadi ibu akan mengalami robek jalan lahir dan kondisi lainnya. Sehingga mau tidak mau dilakukan operasi untuk mengangkat janin. Tapi karena kondisi separuh sudah keluar, kepala sudah lahir, maka diputuskan dilakukan proses dekapitasi."

Lebih lanjut, dr Vidya juga memberikan penjelasan terkait permintaan operasi sesar. Menurutnya, Puskesmas Sumobito yang merujuk pasien ke RSUD Jombang tidak menyebutkan bahwa harus dilakukan Pro-SC (operasi sesar) terhadap Rohma. Dari Puskesmas Sumobito disebut hanya menjelaskan terkait kondisi peeklamsia dan riwayat sang ibu yang memiliki hipertensi.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait