Indonesia Disebut Hadapi Inflasi Tertinggi Dalam 7 Tahun, Ekonom Proyeksikan Memburuk di Tahun 2023
pixabay/ilustrasi
Nasional

Di tengah ketidakpastian global saat ini, rupanya mempengaruhi tingkat inflasi banyak negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Bahkan tingkat inflasi pada Juli 2022 disebut tertinggi dalam 7 tahun terakhir.

WowKeren - Dunia saat ini diketahui tengah menghadapi ketidakpastian global, yang mana juga berdampak pada kehidupan perekonomian negara. Di Indonesia, disebut menghadapi inflasi tertinggi dalam tujuh tahun terakhir pada Juli 2022. Bahkan pengamat ekonomi memproyeksikan inflasi akan makin buruk pada tahun 2023 mendatang.

Direktur Eksekutif Center of Reform Economics (CORE) Mohammad Faisal lantas memperkirakan bahwa inflasi tahun 2022 ini akan bertengger di angka 6 persen, dan memburuk di tahun depan karena bantalan subsidi yang diambil dari pendapatan ekspor komoditas andalan diperkirakan turun harganya.

Sementara itu, pemerintah diketahui akan mengambil kebijakan mempertahankan subsidi pada bahan bakar minyak (BBM), listrik dan gas elpiji untuk mengendalikan inflasi, termasuk dalam hal memberikan bantuan sosial (bansos).

Atas hal tersebut, seorang pelaku usaha informal disebut bersiasat mempertahankan harga jual meskipun harus kehilangan pendapatan. Di samping itu, dampak inflasi atau kenaikan harga juga mulai dirasakan langsung oleh pelaku usaha kecil.


Salah satu pemilik warteg di kawasan Jakarta Selatan, yang diketahui identitasnya sebagai Soraya (32) mengaku sejak tiga bulan terakhir, ia harus memutar otak agar bisa mempertahankan harga makanan di warungnya di tengah kenaikan harga bahan pokok. Dalam mensiasati hal ini, di antaranya, mencampur cabai dengan tambahan tomat, mengurangi penggunaan minyak goreng, hingga tidak menjual olahan sayur yang harganya tengah naik.

Soraya menuturkan salah satu harga sayuran yang tengah naik adalah kacang panjang dan sawi putih yang biasanya diolah menjadi tumis-tumisan, saat ini melonjak hingga lima kali lipat mencapai Rp25 ribu per kg. "Mereka (pembeli) kebanyakan dari kalangan menengah ke bawah, kalau di warteg itu," ujar Soraya dilihat dari BBC Indonesia, Rabu (3/8).

"Jadi kalau saya tidak bisa naikkan harga. Di sini pembeli dari perkantoran banyak, ojol banyak, kuli bangunan juga banyak," lanjut Soraya. Meski begitu, Soraya mengaku pendapatannya tetap berkurang dalam tiga bulan terakhir, biasanya rata-rata keuntungan harian mencapai Rp600 ribu, kini hanya bisa mengantongi sekitar Rp400 ribu.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik diketahui mencatat peningkatan harga-harga atau inflasi bulan Juli 2022, dibandingkan tahun sebelumnya (y-o-y) meningkat hingga 4,94 persen. Angka ini disebut menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2015 yakni 6,25 persen.

Selanjutnya, BPS menilai bahwa kenaikan inflasi pada Juli 2022 itu sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga makanan dan minuman. Meski begitu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut bahwa angka tersebut "relatif moderat" dibandingkan dengan negara selevel Indonesia, di antaranya Thailand (7,7 persen), India (7 persen), dan Filipina (6,1 persen).

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait