Diduga Ada Indikasi Jua-Beli Senpi di Kasus Mutilasi Warga Papua, Begini Respons TNI
Rawpixel
Nasional

Kerusuhan kembali terjadi di Papua. Belum lama ini, diketahui bahwa terjadi sebuah kasus mutilasi terhadap Papua, yang juga melibatkan enam oknum anggota TNI.

WowKeren - Belum lama ini, diketahui ada sebuah kasus di Papua, yang mana warga sipil di Kampung Pigapu, Distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika, dimutilasi yang melibatkan enam oknum anggota TNI. Atas hal ini, Komnas HAM bahkan mengungkapkan ada indikasi jual-beli senjata dalam kasus tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad) diketahui akan mendalaminya. "Pasti didalami," ujar Danpuspomad Letjen Chandra Sukotjo kepada detikcom, Senin (5/9).

Chandra kemudian menegaskan bahwa kasus yang menyeret keenam oknum anggota TNI AD itu murni tindakan pidana. Maka dari itu, ia menuturkan akan dilakukan proses hukum kepada keenamnya.

Chandra juga mengatakan bahwa di TNI tidak ada sidang etik. "Kasus ini murni pidana, jadi ditangani secara hukum," jelas Chandra.

Lebih lanjut, Chandra menuturkan bahwa nantinya keenam oknum TNI itu akan diproses di Pengadilan Militer. Ia lantas menyebut bahwa nantinya Pengadilan Militer yang akan menentukan hukuman tambahan terhadap keenam tersangka itu.


Chandra mengatakan pemecatan merupakan bagian dari hukuman yang dijatuhkan oleh Pengadilan Militer, yang mana sifatnya hukuman tambahan. Dengan begitu, diharapkan tidak ada lagi kejadian serupa.

Sementara itu, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam sebelumnya menilai dugaan adanya indikasi jual-beli senjata itu perlu didalami. Menurutnya, TNI AD juga perlu memprioritaskan untuk mendalami indikasi jual-beli senpi.

"Yang juga paling penting di luar konteks ini (kasus mutilasi warga) ya kalau itu memang benar, misalnya ada pemberitaan terkait membawa duit katanya juga untuk jual-beli senjata, isu isu ini signifikan," terang Anam kepada wartawan, Rabu (31/8).

Sehingga, Anam pun menyampaikan bahwa pihaknya berharap di samping kasus tersebut bisa terang benderang dan sebagainya, bila memang terbukti adanya jual-beli senjata sebagainya, juga diprioritaskan dalam penyelidikan. Selain itu, ia juga berharap TNI AD bisa memecahkan persoalan jual-beli senjata tersebut.

Anam kemudian menyebut tidak akan ada perdamaian, bila jual-beli senjata itu masih terjadi di mana pun. "Kita ingin Papua itu damai, kita ingin Papua enggak ada kekerasan, kita ingin Papua kesejahteraan semakin meningkat, dan lain sebagainya," beber Anam.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru