
Lee Ji Ah awalnya buka suara tentang pertikaian keluarganya di mana sang ayah dituduh memalsukan stempel kuasa. Sang aktris mengungkap bahwa dirinya sudah lama putus hubungan dari orang tuanya.
- Farida Amalia Dwi Yanti
- Jumat, 21 Februari 2025 - 15:01 WIB
WowKeren - Lee Ji Ah secara resmi menanggapi kontroversi seputar aktivitas pro-Jepang kakeknya selama masa kolonial Korea. Ini adalah isu sensitif di Korea Selatan di mana keturunan kolaborator era kolonial sering kali masih mendapatkan keuntungan dari kekayaan yang terkumpul melalui kerja sama leluhur mereka dengan penjajah Jepang.
Pada 21 Februari, Ji Ah melalui agensinya BH Entertainment menyatakan, "Setelah banyak pertimbangan yang cermat selama jangka waktu yang lama, aku mengumpulkan keberanian untuk berbicara, percaya bahwa adalah benar untuk bertanggung jawab dan meluruskan keadaan."
Ji Ah awalnya buka suara tentang pertikaian keluarganya di mana sang ayah dituduh memalsukan stempel kuasa saat proses pembelian kembali tanah warisan. Sang aktris mengungkap bahwa dirinya sudah lama putus hubungan dari orang tuanya.
"Sejak menjadi mandiri pada usia 18 tahun, aku tidak pernah menerima dukungan finansial dari orang tuaku. Meskipun memalukan untuk mengakuinya, karena sejarah keluarga yang rumit, aku sudah terasing dari orang tuaku selama lebih dari 10 tahun," tuturnya.
Ji Ah menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak tahu perihal tanah warisan kakeknya yang menjadi rebutan keluarganya. "Aku tidak punya pengetahuan atau keterlibatan dalam properti kontroversial mereka atau tuntutan hukum terkait sengketa kepemilikan tanah," imbuhnya.
Ji Ah juga membahas tuduhan sang kakek adalah seorang pro Jepang semasa hidupnya. "Kakekku meninggal saat aku berusia dua tahun, jadi aku tidak punya kenangan tentangnya. Aku tumbuh tanpa menyadari aktivitasnya yang pro-Jepang," sambungnya.
Namun, Ji Ah sempat melakukan beberapa kunjungan ke Pusat Kebenaran dan Keadilan Sejarah untuk memverifikasi fakta dan mempelajari materi yang relevan usai mengetahui tuduhan bahwa kakeknya pro Jepang. Sang aktris menyebut tindakan sang kakek tidak bisa dibenarkan.
"Selama proses ini, aku mengonfirmasi catatan sumbangan kakekku, dan aku yakin tindakan itu tidak bisa dibenarkan dengan cara apa pun, bahkan dengan mempertimbangkan konteks sejarah. Kalau tanah di Anyang, yang menjadi pusat kontroversi ini, diperoleh selama masa penjajahan Jepang, aku yakin tanah itu harus dikembalikan kepada negara," tegasnya.
Ji Ah juga mengklarifikasi kesalahpahaman yang menyebut dirinya menghormati sang kakek. "Klaim palsu yang beredar daring dan dalam komentar menunjukkan kalau aku mengatakan 'Aku menghormati kakekku', ingin aku koreksi karena ini tidak benar," ucapnya.
Meski begitu, Ji Ah tetap meminta maaf sebagai keturunan dari sang kakek. "Sebagai keturunan, aku dengan tulus meminta maaf. Aku akan terus menghadapi kebenaran sejarah dengan kerendahan hati dan hidup dengan tanggung jawab," pungkas Ji Ah.
(wk/amal)