WowKeren - Paula Verhoeven biasanya diam seribu bahasa menghadapi tudingan dari sang suami, Baim Wong. Namun, Paula menyadari jika ia bagai dibunuh karakternya sebagai ibu selama proses perceraian dengan Baim.

"Sebenarnya perceraian itu kan bisa baik-baik saja. Cerai ya cerai aja, saya tahu kalau memang sudah enggak mau ya cerai aja," kata Paula saat podcast dengan Deddy Corbuzier. "Enggak perlu sampai menjatuhkan atau membunuh karakter ibu dari anak-anak. Karena, ini kan panjang dan anak-anak itu kan akan tumbuh dan jejak digital akan terus ada."

Sadar harus membela diri, Paula lebih blak-blakan ketika podcast dengan Denny Sumargo. Memilih diam ketika Deddy bahas KDRT, Paula justru mengisyaratkan jika hal itu memang terjadi ketika bicara pada Densu.

"Isu mengenai KDRT," ujar Denny. "Sebenarnya KDRT dalam rumah tangga kan orang tuh selalu berpikir fisik aja ya kan, KDRT itu banyak bisa mentally abuse," kata Paula. "Kamu merasa ada mentally abuse?" tanya Denny. "Off course," ujar Paula.

Ibu dua anak ini juga bocorkan clue jika Baim diduga lakukan hal lebih berat dari mentally dan finansial abuse. Namun, Paula tak mau membongkar detailnya.

"Tadinya ada yang lebih dari itu cuma aku nggak mau buka," kata Paula. "Oh ada yang lebih parah," kata Densu. "Aku nggak mau memperparah keadaan biarlah menjadi rahasia antara aku dan dia," kata Paula.

Sebagai istri, Paula juga selalu berusaha meminta maaf jika memang berbuat salah. Bahkan ketika dimaki, Paula juga tetap meminta maaf.

"Aku sampai dimaki di depan orang aja, aku sampai bilang, 'Iya sayang, maaf ya'," curhat Paula. "Kadang-kadang yang susah adalah ketika kita tidak melakukan kesalahan tapi kita meminta maaf. Itu sih, dan aku sudah di titik itu gitu. 'Maaf ya sayang'. Karena aku (dulu) masih mau mempertahankan pernikahan ini. Saya maunya utuh."

Paula juga beberkan kondisi Kiano dan Kenzo. Saat ini, Paula masih dalam proses mengambil hati kedua putranya.

"Yang biasanya hampir 24 jam sama aku, begitu aku Umrah, September, saya titipkan beliau, anakku langsung berubah," kata Paula menangis. "Itu berlanjut sampai 8 bulan. Aku (merasa), 'Kok berubah ya, ada apa ya'. Aku nggak bisa nanya sama anakku karena aku gak mau bikin beban. Aku bertanya sama papanya malahan merasa tersudutkan. Terus aku harus tanya sama siapa? Kalau aku ngikutin ego aku, aku bisa merebut anak aku kapan aja, tapi aku nggak melakukan itu for the sake of mental anak-anak."