**Kata Pengantar**
Selamat datang di halaman lirik lagu "Titip Rindu Buat Ayah" yang dibawakan dengan apik oleh Via Vallen. Lagu yang merupakan cover dari karya maestro Ebiet G. Ade ini menyanyikan kerinduan mendalam seorang anak kepada ayahnya yang telah tiada.
Lirik lagu ini melukiskan sosok ayah yang tak kenal lelah dalam bekerja demi keluarganya. Meski usia telah menggerogoti, semangatnya tak pernah padam. Dengan irama yang syahdu dan lirik yang puitis, lagu ini akan menggugah emosi pendengar dan membangkitkan rasa sayang dan hormat kepada orang tua.
Semoga halaman lirik ini dapat menjadi wadah bagi Anda untuk menikmati keindahan lagu ini dan memaknai setiap baitnya.
Titip Rindu Buat Ayah (Ebiet G. Ade Cover) Lyrics
Via Vallen
Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
namun kau tetap tabah hm
Meski nafasmu kadang tersengal
memikul beban yang makin sarat
kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia
Ayah, dalam hening sepi kurindu
untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
namun kau tetap tabah hm
Meski nafasmu kadang tersengal
memikul beban yang makin sarat
kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia
Ayah, dalam hening sepi kurindu
untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia