Menang Banding Pembatalan Visa, Novak Djokovic Dijadikan Pahlawan Kelompok Anti Vaksin Australia
Instagram/djokernole
Dunia

Petenis asal Serbia itu terseret dalam pusaran kontroversi terkait visa ketika hendak mengikuti Australia Open. Masalah ini berkaitan dengan status vaksinasi COVID-19 sang atlet.

WowKeren - Kontroversi Novak Djokovic mulai menemui titik terang setelah pengadilan Australia mengizinkannya untuk melanjutkan misi menuju Australia Open. Namun keberhasilannya melawan pemerintah Australia sekaligus membuat sang bintang tenis diproklamirkan sebagai "pahlawan".

Adalah kelompok anti-vaksinasi COVID-19 "Reignite Democracy Australia" yang menilai Djokovic sebagai "suar harapan untuk seluruh gerakan kebebasan". Mengutip news.com.au, kelompok ini memiliki sejarah panjang dalam mempromosikan sejumlah misinformasi soal vaksin COVID-19.

"Wow, bukankah Novak sudah menjadi suar harapan untuk seluruh gerakan kebebasan? Jika dia begitu bersungguh-sungguh untuk menjadi No.1 di tenis, saya yakin dia juga sangat bersungguh-sungguh untuk menjadi bebas!" tulis Reignite Democracy Australia di Twitter-nya, Jumat (7/1) pekan lalu.

Bahkan kelompok penentang vaksinasi COVID-19 ini menilai pemerintah Australia sudah membuat kesalahan besar dengan menghalangi langkah Djokovic untuk bertanding di Australia Open. "Pemerintah Australia, kalian sudah membuat kesalahan besar. Anda sudah bertindak melampaui batas," tegas mereka, dikutip dari news.com.au, Rabu (12/1).


Kelompok ini juga menyisipkan propaganda dengan menyertakan kutipan dukungan dari ayah sang atlet tenis, Srdjan Djokovic. Sebagai informasi, Srdjan Djokovic sempat menyebut perseteruan visa antara putranya dan pemerintah Australia adalah permulaan "untuk seluruh dunia".

"Ini adalah perjuangan untuk dunia yang lebih bebas," demikian kutipan yang disertakan kelompok anti-vaksinasi. "Bukan hanya pertarungan untuk Novak tapi pertarungan untuk seluruh dunia."

Mereka menilai kontroversi Djokovic sebagai bentuk "memperjuangkan hak asasi manusia" dan sudah sepatutnya sang atlet dianggap sebagai pahlawan. "Metodenya untuk masuk dan tinggal di negara dengan status belum divaksin sudah seperti pahlawan. Dia sekarang akan dianggap sebagai pahlawan kita, pemimpin kita, dan suar harapan kita," tegas kelompok tersebut.

Sebagai informasi, Djokovic sempat mengungkap penolakannya terhadap vaksinasi COVID-19 pada April 2020, ketika vaksin sudah tersedia. "(Saya ingin mempunyai) opsi untuk memilih apa yang terbaik bagi tubuh saya," tutur Djokovic, walau tak menampik bahwa dia akan terus mengikuti perkembangan terkini untuk menentukan apakah ia akan berkenan menerima vaksin atau tidak.

Terkait dengan aktivitasnya sebagai atlet, Djokovic tidak ingin dipaksa untuk divaksinasi" walaupun ketika harus melakukan perjalanan atau berkompetisi. Sementara itu, Djokovic juga baru-baru ini mengaku pernah menghadiri wawancara ketika terinfeksi COVID-19.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait