Susan Sameh mengaku bahwa ia pernah menjadi korban pelecehan seksual di lokasi syuting. Gara-gara kejadian tersebut, Susan mengaku merasakan beberapa dampak berikut ini!
- Lailatul Maghfiroh
- Senin, 04 Juli 2022 - 16:00 WIB
WowKeren - Baru-baru ini Susan Sameh menceritakan bagaimana ia pernah mengalami pecehan seksual saat di lokasi syuting. Mirisnya lagi, hal itu terjadi saat Susan membintangi film bertema pelecehan seksual.
"Syuting film mengangkat tentang pelecehan seksual, ceritanya aku jadi psikologi. Tapi aku sendiri mengalami pelecehan di situ,” ujarnya saat menjadi bintang tamu di "Pagi-Pagi Ambyar", Senin (4/7). “Aku ngalamin cat calling, (dipanggil) kayak ‘si montok’. Aku ngedown, aku (merasa apakah) pakai baju salah ya, apa prilaku aku kurang baik.”
Tak ayal, kejadian tersebut lantas membuat Susan merasakan beban yang berat setiap kali menjalani syuting. Hingga akhirnya, dia memilih bicara dengan produser, karena dia takut perubahan sikapnya membuat proses syuting tidak maksimal.
“Jadi aku pertama kali ngerasain, kenapa orang enggak berani speak up (saat dilecehkan). Pas aku ngerasain, ternyata gini rasanya, ternyata enggak semudah itu kita bisa ngomong, kita bicara cerita (ke publik),” paparnya.
Selain itu, kejadian tersebut juga membuat Susan jadi lebih pendiam. “Tiga hari aku enggak ngomong, enggak mau cerita sama siapapun. Kaya intropeksi, takutnya aku ngomong, akunya yang salah. Tapi setelah aku pikir-pikir, daripada aku ngasih yang enggak terbaik buat film itu, akhirnya aku ngomong,” ungkapnya.
Yang makin membuat Susan tak habis pikir, para pelaku sama sekali tak merasa bersalah apalagi meminta maaf padanya. “Aku bersyukur tim produksi benar-benar langsung sigap, langsung cek CCTV, sayangnya CCTV mati. Jadi sama tim produksi benar-benar dikasih tahu 1 x24 harus minta maaf, atau akan diproses (hukum). Tapi enggak ada minta maaf (karena tidak ada yang mau mengaku),” tuturnya.
Tak hanya itu, kejadian tersebut juga membuat mental Susan jadi down. “Sampai sekarang aku kayak kepikiran mau pakai baju, jadi kepikiran. Mental aku kena, mungkin kalau satu orang aku bisa tegur, (ini 6-8 pelaku), aku merasa terpojokkan. Semenjak ada kata baper, orang lupa kata maaf,” bebernya.
(wk/lail)
