Sering Tak Disadari, Ini 7 Tanda Kamu Perlu Social Media Detox
pxhere.com
SerbaSerbi

Bahaya dunia online seringkali tak disadari oleh masyarakat sehingga dibutuhkan detoks media sosial. Berikut 7 pertanda seseorang butuh detoks media sosial.

WowKeren - Media sosial semakin sering diakses masyarakat terutama di era modern seperti sekarang. Namun, penggunaan media sosial yang tak bijaksana dapat memicu beragam risiko.

Menurut psikolog Jane Pernotto Ehrman, MEd, RCHES, ACHT, media sosial membuat sebagian orang tak menjalani dunianya sediri. Mereka akan terjebak ke dalam dunia virtual yang tak jelas realitasnya.


"Media sosial menarik kita ke dalam pikiran. Kami menilai, media sosial membuat banyak orang melamun dan sibuk melihat kehidupan orang lain sehingga kami tidak sepenuhnya menjalani hidup kami sendiri. Kita terjebak dalam dunia virtual yang mungkin tidak persis seperti yang terlihat," kata Jane.

Karena itu, social media detox atau detoks media sosial dianggap penting untuk menghilangkan kecanduan akan media sosial. Pengertian dan tujuan detoks media sosial juga sudah sempat dibahas WowKeren di artikel sebelumnya.

Sayang, sebagian orang tak sadar jika mereka membutuhkan detok media sosial. Namun tak perlu khawatir lantaran WowKeren telah mengulas 7 tanda seseorang butuh detoks media sosial. Yuk, langsung simak di artikel berikut ini.

(wk/Sisi)

1. Sulit Tidur Atau Insomnia


Sulit Tidur Atau Insomnia
pixabay.com

Keseringan bermain media sosial membuat seseorang mengalami kesulitan tidur atau insomnia. Bila sudah begitu, disarankan untuk segera melakukan detoks media sosial agar tak mengganggu kesehatan. Hal itu sesuai imbauan pakar tidur dan kesehatan, Parinaz Samimi.

"Penelitian telah mengidentifikasi adanya gangguan pada ritme sirkadian tubuh saat terpapar cahaya biru, sehingga akan mempengaruhi pola tidur dan mengganggu kesehatan," kata Parinaz.

2. Sering Membandingkan Diri Dengan Orang Lain


Sering Membandingkan Diri Dengan Orang Lain
pixabay.com

Sikap membandingkan diri muncul ketika seseorang terlalu sering melihat kehidupan orang lain di media sosial. Akibatnya, mereka sering tak merasa puas dengan diri sendiri. Psikolog Jane Pernotto Ehrman mengimbau untuk segera melakukan detoks media sosial bila sudah merasa demikian.

"Media sosial adalah sorotan kehidupan orang-orang, tetapi seharusnya tidak membuat Anda merasa tidak mampu atau tidak puas dengan hidup Anda sendiri. Jika Anda kesulitan untuk tidak melihat kehidupan orang lain, mungkin sudah waktunya untuk istirahat," papar Jane.

3. Cemas Bila Tak Mengakses Media Sosial


Cemas Bila Tak Mengakses Media Sosial
pxhere.com

Orang yang kecanduan media sosial biasanya akan cemas bila tak mengakses platform tersebut. Mereka cemas ketika melewatkan postingan atau komentar teman. Bila hal seperti itu terjadi, Jane Pernotto Ehrman lagi-lagi menyarankan untuk segera melakukan detoks media sosial.

"Apakah Anda gatal untuk menulis Tweet atau memposting status dan tidak dapat memikirkan hal lain?atau Anda merasa cemas setiap kali melewatkan postingan dan komentar teman-teman? Bila hal seperti itu terjadi maka Anda perlu melakukan detoks media sosial," jelas Jane.

4. Media Sosial Tak Lagi Menyenangkan


Media Sosial Tak Lagi Menyenangkan
pxhere.com

Media sosial umumnya dipakai penggunanya untuk menghibur diri. Media sosial juga memiliki banyak manfaat bila digunakan dengan bijak. Namun, dr. Nadia Octavia mengimbau untuk segera meninggalkan media sosial bila dirasa tak lagi menyenangkan.

"Memiliki atau aktif bermain media sosial bukanlah suatu kewajiban. Platform media sosial dirancang agar menyenangkan, interaktif dan mempermudah terhubung dengan banyak orang. Jika kehilangan manfaat dan kegembiraannya, mungkin ada baiknya untuk menjauh," saran dr. Nadia.

5. Mengganggu Produktivitas


Mengganggu Produktivitas
pxhere.com

Efek buruk lain dari media sosial adalah mengganggu produktivitas. Mereka yang kecanduan media sosial sering kali mengabaikan tugas dan kewajiban yang lain. Terapis Alexandria Field menyebut detoks media sosial adalah solusi tepat untuk mengembalikan produktivitas seseorang.

"Bermain media sosial dapat menyita waktu penting Anda. Jika media sosial mengganggu produktivitas atau daftar tugas tak pernah selesai karena keasikan online, kemungkinan Anda kecanduan bermain media sosial. Disarankan untuk segera melakukan detoks media sosial," imbau Alexandria.

6. Mulai Merasa Stres, Depresi dan Kesepian


Mulai Merasa Stres, Depresi dan Kesepian
pxhere.com

Tekanan karena media sosial dapat memicu munculnya stres dan depresi. Keseringan melihat kehidupan orang lain di media sosial juga berisiko terciptanya rasa kesepian. Psikoterapis, Jennifer Park membenarkan jika detoks media sosial dapat mengurangi risiko tersebut.

"Media sosial sering menyebabkan kecemasan dan depresi melalui penggunaan yang berkepanjangan dan berlebihan. Melihat orang lain menjalani kehidupan yang tampaknya luar biasa dapat mendatangkan malapetaka dan meningkatkan kesepian dan keterasingan," kata Jennifer.

7. Sering Mengakses Media Sosial Sebelum Dan Sesudah Tidur


Sering Mengakses Media Sosial Sebelum Dan Sesudah Tidur
pixabay.com

Jennifer Park juga menyarankan mereka yang sering mengakses media sosial sepanjang hari untuk segera melakukan detoks media sosial. Keseringan mengakses media sosial sesudah dan menjelang tidur dinilai sebagai kebiasaan buruk dan harus segera dihilangkan. Jennifer Park kembali membenarkan pandangan tersebut.

"Saatnya untuk beristirahat ketika Anda menyadari bahwa Anda terus-menerus bermain media sosial. Terutama mengubahnya sebagai kebiasaan di pagi hari, menjelang tidur dan tengah malam," saran Jennifer.

Nah, apakah sobat WowKeren pernah merasakan 7 pertanda di atas? Bila benar begitu, disarankan untuk segera melakukan detoks media sosial ya.

Semoga artikel di atas membantu sobat WowKeren memahami detoks media sosial. So, sampai jumpa di artikel selanjutnya tentang manfaat detoks media sosial. See you!

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait