Mengenal Apa Itu Social Media Detox, Solusi Untuk Kurangi Hidup Toxic
Pxhere
SerbaSerbi

Social Media Detox belakangan mulai dilirik masyarakat terutama milenial sebagai solusi untuk menghindari hidup toxic dan mengurangi kecanduan akan medsos. Kenali pengertian, tujuan dan risikonya di laman berikut ini.

WowKeren - Social media detox atau detoks media sosial kini semakin sering dilakukan banyak orang terutama milenial. Cara ini dianggap cukup solutif untuk menghindari hidup toxic.

Penggunaan medial sosial dalam jangka panjang dapat mengubah pola pikir dan berdampak buruk ada kesehatan mental. Kecanduan media sosial juga memicu risiko stres, depresi dan gangguan lainnya. Hal itu sesuai dengan pendapat dosen psikologi, Kendra Cherry, MS.


"Penggunaan media sosial yang berlebih menyebabkan peningkatan risiko gangguan kesehatan mental, masalah tidur, gejala depresi dan stres. Keinginan untuk terus memeriksa komentar dan kehidupan orang lain di media sosial menjadi penyebab besar munculnya tekanan," kata Kendra.

Nah, salah satu pencegahannya pun bisa dengan detoks media sosial. Namun, tak sedikit masyarakat yang belum paham mengenai detoks media sosial.

Karena itu, WowKeren telah merangkum pengertian, tujuan dan risiko yang mungkin muncul bila tak melakukan detoks media sosial. Tak perlu menunggu lama, yuk langsung simak artikel berikut ini.

(wk/Sisi)

1. Pengertian Social Media Detox


Pengertian Social Media Detox
Stocksnap.io

Detoks media sosial adalah kondisi dimana seseorang memutuskan untuk membatasi dirinya berinteraksi melalui media sosial. Mereka menahan diri tak bermain media sosial selama jangka waktu tertentu atau bahkan berhenti sepenuhnya.

Sebagai gantinya, mereka akan fokus pada interaksi sosial di kehidupan nyata. Pasalnya, orang-orang yang kecanduan bermain media sosial sering kali mengabaikan sekitar dan fokus dengan diri sendiri.

Kepala Lembaga Penelitian Komunikasi dan Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha turut menyetujui pandangan tersebut. Ia mengatakan kecanduan media sosial dapat mempengaruhi fokus seseorang terhadap karier, tujuan hidup bahkan hubungan pribadi.

"Banyak waktu yang dihabiskan di media sosial dapat mengurangi fokus pada hubungan di sekitar kita termasuk hubungan pribadi, karier, dan bahkan tujuan hidup. Salah satu tandanya adalah terus-menerus memeriksa notifikasi di layar ponsel, artinya sudah saatnya kita perlu detoksifikasi. diri kita dari media sosial," kata Pratama.

2. Tujuan Social Media Detox


Tujuan Social Media Detox
Pxhere

Tujuan utama detoks media sosial adalah keinginan untuk hidup lebih tenang dan bahagia. Hal itu merujuk pada hasil penelitian para ahli dari University of Pennsylvania yang menyebut situs media sosial seperti Facebook, Snapchat, dan Instagram dapat menurunkan kesejahteraan seseorang.

Hasil penelitian juga mengungkap bahwa membatasi penggunaan media sosial dapat menurunkan gejala depresi dan kesepian. Sementara, jurnal Applied Research in Quality of Life, juga meneliti bahwa detoks media sosial dapat membangun work life balance seseorang.

"Melakukan detoks digital dapat membantu Anda membangun keseimbangan kehidupan kerja yang lebih sehat dan tidak membuat stres," bunyi hasil penelitian.

Karena itu, detoks media sosial dinilai memiliki manfaat yang besar untuk memulihkan kesehatan mental dan pola pikir seseorang. Cara ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan individu dengan masyarakat sosial.

3. Risiko Bila Diabaikan


Risiko Bila Diabaikan
Pxhere

Detoks media sosial dipercaya memiliki manfaat yang besar untuk kehidupan seseorang. Sebagian masyarakat telah paham tentang pentingnya melakukan detoks media sosial.

Namun, tak sedikit pula yang masih mengabaikan hal tersebut. Mereka yang mengabaikan hal ini biasanya masih kecanduan atau tak bisa lepas dari media sosial. Bila tak segera ditangani, tentu dapat menimbulkan beragam risiko.

Salah satunya adalah stres atau depresi dalam jangka panjang. Bahkan American Psychological Associations telah melakukan survei dan mendapati 18% orang dewasa AS mengalami stres karena pemakaian media sosial berlebih.

Sementara, sebuah studi yang diterbitkan jurnal Child Development menemukan bahwa penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental di kalangan remaja. Mereka yang menghabiskan waktu lebih banyak dengan media sosial berisiko terkena gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan pemicu perilaku diri yang buruk.

Nah, itu dia pengertian detoks media sosial yang telah dirangkum WowKeren. Semoga, sobat WowKeren terbantu dalam mengenal apa itu detoks media sosial.

Sementara, WowKeren di artikel selanjutnya akan mengulas tanda-tanda seseorang membutuhkan detoks media sosial. Mengingat masih banyak masyarakat yang tak menyadari hal tersebut. So, jangan ketinggalan artikel selanjutnya ya. See you!

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru