Pesawat tersebut baru bergabung dengan Lion Air pada Agustus 2018.
- Kresna T Kusumadewi
- Senin, 29 Oktober 2018 - 11:49 WIB
WowKeren - Pada Senin (29/10) pagi ini, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang dikabarkan hilang kontak. Pesawat tidak bisa dihubungi setelah 13 menit take-off.
Pesawat tersebut dipastikan jatuh oleh Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Anak perusahaan PT Pertamina (Persero) ini menyebut bahwa pesawat Lion Air jatuh di dekat sarana prasarana mereka di lepas pantai di utara Bekasi, Jawa Barat.
Pesawat ini tergolong masih relatif baru karena memiliki 800 jam untuk terbang. Sehingga banyak yang mempertanyakan penyebab dari pesawat tersebut jatuh.
Pesawat Boeing Max 8 itu baru bergabung dengan Lion Air tahun ini. "Pesawat ini mulai masuk jajaran Lion Air Agustus 2018," kata Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono.
Sampai saat ini pihak KNKT sudah menerjunkan tim selam untuk mencari keberadaan blackbox pesawat Lion Air JT610 yang sedianya mendarat di Pangkal Pinang. Pencarian blackbox ini dimaksudkan untuk segera menemukan penyebab terjadinya kerusakan.
“Karena (kondisi) pesawat ini baru, jadi kami berharap segera ketemu blackbox-nya," tutur Soerjanto Tjahjono. "Lalu kita akan mencari tahu apa yang menyebabkan pesawat ini mengalami mulfunction."
Soerjanto Tjahjono juga menyebutkan jika pihak KNKT telah memiliki alat untuk mendeteksi blackbox yang kini sedang menuju lokasi. "Kita akan turunkan dengan penyelam untuk cari posisi blackbox dan temukan kerangka utama," lanjut Soerjanto Tjahjono.
Pesawat Lion Air JT610 terdeteksi terbang diketinggian 2.500 – 3.000 feet sebelum akhirnya hilang kontak. Soerjanto Tjahjono terus menegaskan masih mencari penyebabnya dan mengatakan jika cuaca bukanlah alasan.
Dari informasi yang didapat ada 12 pegawai dari dinas pajak Pangkal Pinang yang turut dalam penerbangan tersebut. Mengenai kondisi terbaru dari penumpang, masih menunggu konfirmasi selanjutnya.
(wk/Kres)
