2 Kampung Terisolir Akibat Lava Gunung Karangetang, Bantuan Terpaksa Diberikan via Laut
Nasional

Guguran lava gunung Karangetang menutupi jalan utama warga dan membuat dua kampung terisolir.

WowKeren - Aktivitas Gunung Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, terus meningkat. Erupsi Gunung Karangetang membuat guguran lava mengalir di sisi gunung.

Menurut petugas Pos Pengamatan Gunung (PPG) Karangetang, guguran lava sudah mengalir sampai ke laut hingga Kamis (7/2). Lava juga menutupi jalan utama warga dan membuat dua kampung terisolir.

Dua kampung yang terdampak yakni Kampung Batubulan dan Kampung Beba. Bantuan kepada warga di dua kampung tersebut pun terpaksa disalurkan lewat jalur laut.

"Pemda telah mengirimkan bantuan logistik ke Kampung Batubulan dan Kampung Beba yang terisolir disebabkan terputusnya jalan darat akibat aliran lava dan batu dari Gunung Karangetang," jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangannya, Jumat (8/2). "Bantuan didistribusikan melalui laut, namun dikarenakan angin laut dan ombak yang besar menyulitkan kapal untuk merapat."

Pemda Sitaro juga berencana membuka akses jalan lain ke dua kampung tersebut agar tetap bisa menyalurkan bantuan pada warga. Dengan bantuan dari warga setempat, personel TNI dan Polri, Pemda akan membuka jalan sepanjang 2 kilometer.


"Pemda Sitaro berencana membuka akses dari sisi lain yaitu dari Kampung Nameng ke Kampung Batubulan sejauh 2 km dengan mengerahkan masyarakat di kedua desa dan bantuan TNI/Polri secara gotong royong membuka jalan," terang Sutopo. "Saat ini akses hanya bisa dilakukan dengan jalan kaki (4 jam) akibat medan yang terjal dan sempit."

Sutopo juga membagikan video yang telah dibuat BNPB terkait dampak erupsi Gunung Karangetang. Dalam video tersebut, tampak jalan tertutupi material awan panas yang telah mencapai laut.

Sebelumnya, warga Kampung Niambangen yang berada di area Barat Laut-Utara dari Kawah 2 (Utara) telah diungsikan. Kurang lebih 37 KK yang terdiri dari 132 orang menempati shelter pengungsian di daerah Paseng.

"Shelter yang dibangun oleh BNPB pada tahun 2015 ini dapat menampung semua pengungsi yang ada," ujar Sutopo. "Shelter ini merupakan bangunan tertutup dengan ruang yang relatif luas. Terdapat 6 buah kamar mandi dan tempat cuci pakaian."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait