PAN Gelar Rapat Besar, Bakal Bahas Sikap Politik Usai Putusan MK soal Sidang Sengketa Pilpres 2019
Instagram/bimaaryasugiarto
Nasional

Selain itu, Bima sudah terang-terangan menyeberang arus koalisi partai dengan menyatakan dukungan terhadap pasangan nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Ia mengisyaratkan bahwa PAN berada di tengah-tengah.

WowKeren - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya Sugiarto mengatakan bahwa partainya akan kembali menentukan sikap politik setelah sidang putusan perkara sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU). Bima menjelaskan keputusan MK akan menjadi rujukan PAN dalam menentukan arah politik selanjutnya.

Sekarang semuanya menunggu MK, jadi belum ada perubahan apa-apa," kata Bima usai peluncuran logo "100 persen Bogor Pisan" di Bogor, Senin (17/6), seperti yang dikutip dari Antara. "Ketika MK memutuskan, nah pasti menjadi rujukan dari partai untuk menentukan arah."

Bima juga menyebut DPP PAN akan menggelar rapat pada Selasa (18/6) siang. Dalam rapat tersebut akan dibahas salah satunya mengenai arahan politik PAN.

"Besok siang itu ada rapat DPP PAN, pembahasannya mungkin ada ke sana," tutur Bima. "Tapi nanti saya kira ada rakernas PAN yang akan diputuskan arah PAN ke mana."


Selain itu, Bima sudah terang-terangan menyeberang arus koalisi partai dengan menyatakan dukungan terhadap pasangan nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Ia mengisyaratkan bahwa PAN berada di tengah-tengah.

"Sementara belum diputuskan, saya kira wajar ada wacana ke kanan, ke kiri, ke mana-mana wajar," ucap Bima.

Sikap politik PAN kembali dipertanyakan lantaran Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Faldo Maldini mengunggah vdeo bertajuk "Prabowo Tidak Akan Menang Pemilu di MK". Video tersebut diunggah ke akun YouTube pada Minggu (16/6) lalu.

Dalam video berdurasi 8 menit 40 detik tersebut, Faldo yang juga merupakan juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi tersebut membongkar alasan mengapa paslon 02 dinilainya tak akan menang. Ia juga menyadari konsekuensi yang dapat diterimanya karena telah membuat video tersebut.

"Asumsi gue, Prabowo-Sandi menangnya mungkin lu bayangin sekitar 5 atau 10 persen, itu bisa ratusan ribu TPS yang harus kita butuhin untuk pemungutan suara ulang," jelas Faldo. "Taruhlah 200 ribu nih TPS yang dibutuhin TPS-nya, itu seperempat dari total TPS Indonesia. Itu sih menurut gue se-Pulau Jawa nih TPS-nya dikumpulin, segitu deh kayaknya. Jadi untuk membuktikan bukti 200 ribu TPS, C1-nya itu, itu berat banget sih."

(wk/nris)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru