Waketum Gerindra Ungkap Fakta di Balik Rekonsiliasi 01-02, Singgung Soal Penumpang Gelap
Nasional

Sebelumnya Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief pernah menyinggung 'penumpang gelap' dalam barisan pendukung Prabowo, yang ia namakan sebagai gerombolan 'setan gundul'.

WowKeren - Pertemuan dua pentolan kubu yang berlaga di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto pada 13 Juli lalu memang mengubah peta politik Indonesia. Pertemuan ini pun membuat sejumlah pihak yang dituding sebagai "penumpang gelap", atau "setan gundul", mendadak angkat kaki dari barisan pendukung Prabowo.

Hal inilah yang coba diungkapkan Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dalam pemaparan survei Cyrus Network, Jumat (9/8). Dalam kesempatan tersebut, ia menyatakan bahwa "penumpang gelap" selama ini sudah mencoba memanfaatkan Prabowo untuk kepentingan mereka. Namun, menurut Dasco, Prabowo kemudian mengambil manuver karena sadar telah dimanfaatkan.

"Tadi dibilang soal 'penumpang gelap', bukan karena kita singkirkan. Prabowo jenderal perang, Bos, dia bilang sama kita, 'Kalau diadu terus, terus dikorbankan, saya akan ambil tindakan nggak terduga'," kata Dasco di Hotel Ashley, Jakarta Pusat. "Dia banting setir dan orang-orang itu gigit jari."

Namun demikian, Dasco enggan menjelaskan secara detail siapa yang dimaksudnya "penumpang gelap". Ia hanya mengungkapkan bahwa "penumpang gelap" itu kecewa atas manuver Prabowo pasca kekalahannya di Pilpres. Salah satunya soal Prabowo yang melarang massa pendukungnya untuk berdemo di Mahkamah Konstitusi (MK) saat sidang sengketa Pilpres berlangsung.


"Pertama, di MK. Itu tidak disangka dan diduga Prabowo akan umumkan ke pendukungnya untuk tidak melakukan demo, nggak datang ke MK agar nggak terjadi hal-hal nggak diinginkan," ujarnya, dilansir oleh Detik News. "Itu di luar banyak dugaan orang itu namanya penumpang gelap."

Lebih lanjut, bahkan "penumpang gelap" itu nekat mengumpankan para ulama dan emak-emak. Merasa tidak terima pendukungnya akan "dikorbankan" seperti itu, Prabowo pun memutuskan merancang tindakan yang mengejutkan.

Tindakan itu tak lain adalah pertemuan antara Prabowo dan Jokowi di Stasiun MRT Lebak Bulus. Pertemuan itu pun yang akhirnya membuat gerombolan "penumpang gelap" gigit jari dan kecewa.

"(Pertemuan itu) untuk keutuhan NKRI, bukan mau minta menteri," pungkasnya. "Dirancanglah pertemuan rekonsiliasi secara diam-diam, senyap, tiba-tiba untuk persatuan bangsa ketemulah dua tokoh itu di MRT."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait