Terkait Kerusuhan di Jawa Timur dan Papua, Ini Kata Ketua BPIP
Nasional

Soal masalah mahasiswa Papua yang mengakibatkan kerusuhan di beberapa daerah ketua BPIP menyebutkan penyebab masalah adalah problem primordial. Untuk penyelesaiannya Ketua BPIP memberi solusi sebagai berikut.

WowKeren - Terkait masalah mahasiswa Papua yang terjadi di Surabaya, Plt Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono menyampaikan jika pihaknya telah mencoba untuk berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait yang berada di Papua untuk menyelidiki penyebabnya.

Pasalnya dari data yang diperoleh tercatat memang ada kecenderungan problem di Papua dibawa ke problem primordial. Padahal sebenarnya yang mereka tuntut bukanlah aspek primordialitas tetapi ingin memisahkan diri dari NKRI.

Akan tetapi, beberapa teman dari daerah lain menyikapi seolah-olah itu problem etnis. Jika seperti itu tentunya perlu penyelesaian dengan berdialog. "Hal ini membuktikan bahwa ideologi termasuk ideologi Pancasila itu tidak bisa dipaksakan secara fisik," jelas Hariyono saat ditemui di kampus UNS, Solo, Senin (19/8).

Karena Pancasila digali dari bumi Indonesia dan negara Indonesia dibangun dalam ruang-ruang dialog, maka Pancasila juga harus dipromosikan dengan baik. Sebaiknya teman-teman di Papua juga kita ajak duduk bersama tentang konteks ke-Indonesiaan agar tidak ada kesalahpahaman seolah-olah Papua sejak awal itu terpisah dari Indonesia.


"Hal Ini yang menjadikan distorsi pemahaman ke-Indonesiaan. Karena kalau kita lihat justru saudara kita dari suku Melanesia orang kulit hitam rambut keriting itu adalah penduduk pertama yang datang di nusantara," jelas Hariyono.

Menurut data yang dimiliki oleh BPIP, sekarang ini suku Melanesia berjumlah sekitar 25 juta. Dan yang 14 juta itu tinggal di Indonesia yaitu Papua dan NTT, dan sebagian di NTB.

Karenanya perlu dilakukan semacam diskusi bersama sehingga masalah ketidakadilan, persepsi bagaimana yang muncul ini harus dijernihkan bersama. Jangan sampai ada di disorsi bahwa masyarakat yang ada di Papua itu merasa di marjinalisasikan.

"Ini memang tantangan pada kita bahwa Pancasila bukan ideologi yang memberikan ruang bagi orang yang mendendam," kata Hariyono. "Tapi Pancasila memberikan ruang bagi kita bahwa Indonesia bukan untuk orang Jawa saja, bukan hanya untuk orang Sumatera saja tetapi juga bukan untuk orang Papua saja. Indonesia adalah untuk kita semua."

Untuk itulah BPIP memiliki satu tugas untuk menjadikan Pancasila sebagai lagu hidup. "Memang itulah yang diperlukan yakni sebuah dialog bahwa perilaku yang dipengaruhi oleh budaya dan kebiasaan itu tidak bisa langsung adaptasi sesaat. Diperlukan dialog-dialog bahwa perjumpaan budaya itu yang justru akan membawa kita semua akan lebih baik," pungkas ketua BPIP itu.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru