24 Serangan Hewan Buas Terjadi Sepanjang 2019, 6 Warga Sumsel Tewas
Nasional

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatra Selatan (BKSDA Sumsel) telah merilis data-data jumlah kasus serangan hewan buas hingga korban yang tewas di wilayahnya sepanjang 2019.

WowKeren - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatra Selatan (BKSDA Sumsel) baru-baru ini telah merilis data-data terkait jumlah kasus serangan hewan buas yang terjadi di wilayahnya sepanjang tahun 2019. Tak hanya itu, BKSDA Sumsel juga merilis jumlah korban yang tewas akibat serangan ini.

Berdasarkan data BKSDA Sumsel, pihaknya mencatat sepanjang 2019 telah terjadi 24 serangan satwa terhadap manusia. Dari 24 serangan tersebut, dilaporkan sebanyak 6 warga tewas dan 2 orang lainnya mengalami luka-luka.

Serangan tersebut rupanya diakibatkan oleh berbagai jenis satwa. BKSDA Sumsel merinci jika terdapat sembilan serangan Harimau Sumatra, empat serangan Gajah Sumatra, tiga Buaya Muara, enam konflik dengan Beruang Madu, serta dua konflik dengan babi hutan.

Kepala BKSDA Sumsel Genman Sufehti Hasibuan menjelaskan penyerangan harimau telah terjadi di beberapa daerah yakni Pagar Alam, Lahat, Banyuasin, Ogan Komering Ulu (OKU), Musi Rawas Utara, dan Empat Lawang. Sebanyak dua korban tewas dan dua korban luka akibat serangan tersebut.


"Satu kejadian terjadi di kawasan hutan lindung," ujar Genman, Rabu (4/12). "Yang terjadi di Tugu Rimau Gunung Dempo dengan korban wisatawan yang sedang berkemah pada 15 November."

Sementara lokasi serangan lainnya juga terjadi di luar hutan lindung dan kawasan konservasi. Tak hanya harimau, serangan beruang madu terhadap manusia juga telah terjadi sebanyak enam kali di di OKU, Muara Enim, dan Musi Rawas Utara. Kejadian ini menyebakan dua orang tewas.

Konflik gajah juga turut terjadi dengan manusia di Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), OKU Selatan, dan Lahat. Walau begitu, gajah ini tidak menyerang manusia namun masuk ke kebun masyarakat setempat.

"Konflik gajah ini mereka tidak menyerang manusia, namun masuk ke kebun masyarakat," jelas Genman. "Sementara untuk yang di Lahat itu terjadi karena warga masuk ke kawasan konservasi, menanam kebun karet sehingga mengancam ketersediaan pakan gajah."

Fenomena penyerangan harimau ini sendiri disebutkan Genman telah meningkat sejak pertengahan November lalu. Menurut Genman, penyebab harimau semakin agresif dan bahkan ke luar dari habitatnya karena adanya kekeringan serta perburuan terhadap satwa liar oleh manusia.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait