Gwen Stefani diketahui sebagai penganut agama Katolik Roma yang taat. Hal inilah yang membuatnya tak diizinkan menikah kembali setelah bercerai, kecuali perkawinan sebelumnya dibatalkan.
- Luthfiatun Nisa
- Jumat, 13 Desember 2019 - 09:25 WIB
WowKeren - Gwen Stefani dan Blake Shelton memang bisa dibilang sebagai salah satu pasangan yang diidolakan para penggemar. Setelah menjalin hubungan sejak 2015 silam, pasangan musisi ini bisa dibilang sama sekali tak terkena rumor miring dan selalu terlihat mesra bersama.
Kini, laporan terbaru menyebut kalau keduanya bersiap untuk membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. "Sejak awal Blake sudah sangat serius berhubungan dengan Gwen. Dia bahkan sudah berencana melamar Gwen di awal hubungan mereka," tutur salah satu sumber dilansir People pada Jumat (13/12).
Namun seperti yang diketahui, pernikahan antara keduanya cukup sulit direalisasikan, mengingat bahwa Gwen Stefani merupakan penganut agama Katolik Roma yang taat. Hal inilah yang membuat Gwen tak diizinkan menikah kembali setelah bercerai, kecuali perkawinan sebelumnya dibatalkan.
"Agama amat penting bagi Gwen dan Blake amat menghormati hal tersebut," imbuh sumber itu.
Sebelumnya, Gwen pernah menikah dengan Gavin Rosdale, namun keduanya berpisah setelah 13 tahun berumah tangga. Setelahnya, Blake sendiri bisa dibilang sebagai sosok yang mampu menggantikan figur ayah bagi ketiga buah hati Gwen Stefani.
Menurut laporan ET, agama rupanya bukan menjadi satu-satunya faktor yang menghalangi pernikahan mereka. Sumber lain mengatakan bahwa keduanya sudah memiliki kehidupan bersama yang sesuai dengan keinginan mereka.
"Keyakinan Gwen sangat penting baginya tapi itu bukan satu-satunya yang menghalangi mereka dari pernikahan impian itu," tutur sumber tersebut. "Mereka membuat sebuah kesepakatan untuk pelan-pelan setelah bercerai. Tak satupun baik Gwen atau Blake yang ingin buru-buru menikah. Mereka telah hidup dalam kehidupan yang selalu diinginkan bersama-sama."
Meski demikian, Gwen dan Blake sudah sama-sama jatuh cinta dan berkomitmen. Keduanya pun ingin menghabiskan masa tua bersama dalam ikatan pernikahan, meskipun akan memakan waktu yang cukup lama untuk merealisasikannya.
"Tentu saja hubungan mereka akan berakhir di altar pernikahan, itu sudah sangat jelas," tambah si sumber. "Sebuah pernikahan bukan jadi prioritas, tapi ketika hal itu menjadi penting, mereka akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melakukannya secara layak dari sudut pandang gereja."
"Ini akan makan waktu namun mereka akan mengikuti aturan dan mewujudkan pernikahan itu. Mereka membuat keputusan penting hidup mereka bersama-sama, berbicara sepanjang hari setiap kali mereka terpisah," lanjutnya.
(wk/luth)
