Online Shop Banjir Barang Impor, Pemerintah Bakal Revisi Tarif
Nasional

Kementerian Perdagangan RI akan melakukan kajian terhadap aturan pembebasan bea masuk dengan merevisi tarif barang-barang impor yang diperjualbelikan di online shop.

WowKeren - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan akan melakukan kajian terhadap aturan pembebasan bea masuk dengan merevisi tarif. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto berencana untuk mengenakan tarif pada barang impor kurang dari 75 dolar AS.

Ia menjelaskan dalam aturan yang ada saat ini, tarif dikenakan pada barang impor yang bernilai di atas 75 dolar AS sedangkan ke bawah tidak. Menurutnya, aturan tersebut cukup berdampak pada produk dalam negeri.

"Saat ini kan lebih dari 75 dolar AS dikenakan tarif, sedangkan ke bawah tidak," kata Agus, Senin (16/12). "Nah, mungkin kami akan revisi karena aturan itu mengganggu produk dalam negeri. Jadi, nggak 75 dolar AS lagi, tapi di bawah itu."


Untuk merevisi kebijakan baru itu, nantinya Kemendag akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait. Revisi tersebut akan fokus ke bagaimana membatasi barang impor di toko belanja online. Hal itu dilakukan untuk melindungi produk dalam negeri dari gempuran impor.

Agus mengungkapkan keinginannya agar ke depan, produk domestik bisa lebih ditingkatkan dalam e-commerce. "Sekarang ini e-commerce banyak impor. Nah, kita tingkatkan produk domestik di e-commerce, kita galakkan, karena di luar ada demand (permintaan) untuk produk Indonesia," terang dia.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), laju impor pada bulan November 2019 mencapai 15,34 miliar dolar AS. Ada tiga negara yang menjadi penyumbang impor terbesar di Indonesia, yakni Tiongkok, Jepang, dan Thailand.

Sebelumnya BPS menyatakan bahwa jumlah impor pada November tahun ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Kepala BPS Suhariyanto menyebut bahwa jenis konsumsi yang naik adalah komoditas konsumsi berupa buah-buahan. "Beberapa jenis konsumsi yang naik pada November 2019, antara lain buah-buahan, apel, jeruk dari China. Itu yang mengakibatkan barang konsumsi naik," kata Suhariyanto, Senin (16/12).

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait