Komandan Lanud Roesmin Nurjadi, Marsekal Pertama Ronny Irianto Moningka, menegaskan bahwa pengiriman jet tempur tersebut murni untuk menjaga wilayah kedaulatan Indonesia.
- Bertilia Puteri
- Selasa, 07 Januari 2020 - 16:47 WIB
WowKeren - Kondisi di perairan Natuna, Kepulauan Riau, masih panas. TNI Angkatan Udara lantas mengirimkan 4 jet tempur jenis F-16 dari Skadron Udara 16 Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin untuk melakukan patroli di perairan Natuna.
"Empat pesawat F-16 berangkat sekarang," tutur Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsekal Pertama Ronny Irianto Moningka di Pekanbaru, Riau, dilansir Antara pada Selasa (7/1).
Pesawat jet tempur buatan Amerika Serikat tersebut selama ini memang kerap digunakan untuk menjaga kedaulatan Indonesia. "Ini sebenarnya operasi rutin di wilayah barat yang kita geser ke Natuna," ungkap Ronny.
Menurut Ronny, pengerahan 4 jet tempur F-16 ke Natuna tersebut dilakukan atas perintah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Riau, juga siap mengerahkan seluruh kekuatannya apabila nantinya mendapat perintah dari Panglima TNI.
Meski demikian, Ronny menegaskan bahwa pengiriman jet tempur tersebut murni untuk menjaga wilayah kedaulatan Indonesia. Ia mengklaim TNI tak berniat untuk memprovokasi pihak lain di sekitar Natuna, termasuk Tiongkok.
Diketahui, ketegangan di perairan Natuna meningkat sejak kapal coast guard Tiongkok memasuki perairan Natuna Utara yang menjadi wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia. "Kita tidak buat provokasi pihak manapun, kita jaga wilayah kita," tegas Ronny.
Lebih lanjut, Ronny menyebut bahwa Panglima TNI juga berencana untuk ikut berpatroli ke wilayah Natuna. Hal ini dalam rangka memantau perkembangan situasi yang tegang sejak beberapa terakhir ini.
Di sisi lain, pihak Tiongkok disebut baru saja mengirimkan 2 kapal coast guard tambahan ke perairan Natuna Utara. Hal ini diungkapkan oleh epala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman.
Pihak Bakamla sendiri kini tengah mengamati pergerakan kapal-kapal Tiongkok tersebut. Pasalnya, belum diketahui apakah kedua kapal dikirim untuk menggantikan 2 kapal yang sudah ada, atau justru untuk menambah kekuatan di situ.
(wk/Bert)
