BPK Tuding Jiwasraya Poles Laporan Keuangan Sejak Era SBY, Demokrat Auto Ngamuk
Nasional

BPK menyebut laporan keuangan Jiwasraya sudah direkayasa sehingga terlihat mendapat laba sejak 2006 silam. Selain itu, Ketua BPK Agung pun mengungkap sederet 'aib' lain Jiwasraya kemarin.

WowKeren - Kasus gagal bayar polis serta defisit triliunan rupiah yang membeli asuransi Jiwasraya terus bergulir. Tak hanya melibatkan Kejaksaan Agung, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pun "ikut campur" dalam kasus yang konon merugikan negara hingga Rp13,7 triliun ini.

Baru-baru ini, BPK pun menyampaikan sederet "bobrok" yang berada di tubuh Jiwasraya. Salah satunya terkait laporan keuangan yang telah "dipercantik" alias direkayasa sejak 2006.

"Meski sejak 2006 perusahaan masih laba, tapi laba itu laba semu," ungkap Ketua BPK, Agung Firman Sampurna, Rabu (8/1). "Sebagai akibat rekayasa akuntansi atau window dressing."

Menanggapi laporan BPK itu, seperti sudah diduga, reaksi keras langsung disampaikan oleh Partai Demokrat. Entah apa alasannya, namun memang partai yang diketuai Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu sangat reaktif terhadap perkembangan kasus Jiwasraya.

Kali ini, Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat, Andi Arief lah yang angkat bicara. Reaksinya pun sudah terprediksi, Andi menilai BPK sedang masuk angin lantaran memberikan pernyataan yang bias.


"Audit BPK masuk angin," ujar Andi melalui pesan singkat. Tentu sikap ini sudah diduga mengingat tahun 2006, bila merujuk pada pernyataan BPK, Indonesia masih dipimpin oleh SBY.

Dengan demikian, laporan BPK seolah membenarkan pernyataan Presiden Joko Widodo soal bobrok Jiwasraya yang sudah terjadi sejak sepuluh tahun silam. Hal ini pula yang membuat Andi mengira BPK memang sengaja menyesuaikan laporannya dengan pernyataan Jokowi.

"Salah satu bahaya abuse of power itu, hasil audit mengikuti maunya keterangan pers Presiden," imbuh Andi, dilansir dari laman CNN Indonesia, Kamis (9/1). "Itu terjadi di negara atlantis."

Perkara window dressing laporan keuangan Jiwasraya bukanlah satu-satunya aib yang dibongkar oleh BPK. BPK membenarkan bahwa defisit hingga triliunan rupiah sudah lama membelit Jiwasraya akibat tidak cermatnya pengelolaan dana.

"Kerugian terjadi karena Jiwasraya menjual produk saving plan bunga tinggi di atas deposito sejak 2015," terang Agung. "Dana itu diinevstasikan di reksa dan kualitas rendah jadi negative spread."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel