'Sentil' Anak Perusahaan Pertamina, DPR: Jangan Ada 'Pertamina Tauberes'
Nasional

Anggota DPR Komisi VII dari Fraksi PDIP Ismail Thomas mempertanyakaan banyaknya jumlah anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang mencapai 140. Hal ini untuk mencegah adanya anak perusahaan yang punya tujuan 'menyimpang'.

WowKeren - PT Pertamina (Persero) diketahui memiliki 140 anak usaha. Hal ini lantas dipertanyakan oleh Anggota DPR RI Komisi VII dari Fraksi PDIP Ismail Thomas saat melakukan rapat dengar pendapat (RDP) di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (29/1).

Banyaknya anak usaha Pertamina tersebut lantas membuat Ismail khawatir adanya ada anak perusahaan yang tak jelas bergerak di luar inti usaha. Seperti yang sebelumnya terjadi pada PT Garuda Indonesia yang memiliki cucu perusahaan bernama "Garuda Tauberes Indonesia".

"Dengan ada anak perusahaan, cucu perusahaan, cicit perusahaan sampai 140 perusahaan ini apa benar?" ujar Ismail. "Di Garuda ada anak usaha Garuda Tauberes Indonesia, saya khawatir jangan ada Pertamina Tauberes Indonesia, kan sudah ada."

Ismail lantas bertanya kepada Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Ia mempertanyakan apa saja anak perusahaan sebanyak itu dan seberapa menguntungkan perusahaan tersebut bagi induk.


"Apakah ini efisien kalau sampai anak cucu 140? Karena kita bayangkan 1 keluarga punya anak 10 saja sudah macam-macam kelakuannya," tanyanya. "Saya tanya apakah sudah diinventarisir perusahaan sebanyak ini? Kemudian mau diapain perusahaan sebanyak ini? Apakah ini semua menguntungkan Pertamina?"

Menjawab pertanyaan Ismail tersebut, Nicke pun menjelaskan jika semua anak usaha yang dimiliki Pertamina sudah diinventarisir. Hampir 80% dari 140 anak usaha Pertamina dibentuk berdasarkan regulasi.

Meski begitu, ia tak menyangkal jika ada 11 anak perusahaan yang berada di luar inti bisnis perusahaan. Nicke pun menambahkan jika Kementerian BUMN akan membentuk holding untuk memasukkan kelompok perusahaan tersebut.

"Memang di luar core bisnis kami ada 11 perusahaan yang akan dikonsolidasi di Kementerian BUMN, itu sudah membentuk cluster-cluster atau holding-holding di mana ini nanti akan dimasukkan di kelompok tersebut," terangnya.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru