Begini Curhat Pengusaha Toko di Mal yang Bingung Soal Gaji dan THR Karyawan Gara-Gara Corona
Pexels/Magda Ehlers
Nasional

Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengaku bahwa saat ini pendapatan mal mengalami penurunan yang sangat besar.

WowKeren - Pandemi virus corona (Covid-19) turut berpengaruh ke sektor ekonomi. Di Indonesia, para pengusaha yang menyewa toko-toko di mal mengaku mengalami kerugian karena sepinya pengunjung di tengah pandemi ini.

Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah lantas berharap agar pemerintah bisa membantu pengusaha di sektor ritel untuk menggaji karyawan mereka. Pasalnya, pengusaha disebut sudah tak memiliki pendapatan untuk memberi gaji.

"Sekarang kami hanya bisa minta bantuan ke pemerintah. Kami tidak akan mampu bertahan kalau pemerintah tidak membantu kami segera," tutur Budi dilansir detikcom, Minggu (22/3). "Harus ada bantuan pemerintah pusat untuk kami membayar karyawannya saja. Pengusahanya sih enggak papa, karyawannya ini bagaimana."

Menurut Budi, saat ini pendapatan mal, terlebih yang berada di Jakarta, mengalami penurunan yang sangat besar. Budi menyebut bahwa salon hingga toko pakaian bahkan kini sudah tak ada omzet sama sekali per harinya.


"Salon rambut tidak ada yang motong tapi tetap buka," ungkap Budi. "Toko baju ada juga yang Rp 80.000 (pendapatan per hari) itu bisa dibilang sudah nggak ada omzet deh. Salon tuh yang paling kasihan."

Tak hanya itu, pengusaha juga semakin tertekan kala mengingat bahwa Hari Raya Idul Fitri sudah di depan mata. Pasalnya, pihak pengusaha memang harus memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) setiap Lebaran.

"Kami mengerti kondisinya (virus corona), tapi kami sedang mengalami tekanan berat bagaimana THR? Sebentar lagi Lebaran kami sudah bingung," jelas Budi. "Sedangkan unit di luar kota juga sudah mulai sepi. Kalau kemarin-kemarin masih stabil, sekarang di luar kota juga Jawa Barat, Tangerang sudah mulai berasa. Nah kalau sudah mulai sepi semua peritel nggak ada dana untuk membayar karyawan dan THR."

Salah satu usaha peritel untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan mendorong penjualan online. Meski demikian, Budi menuturkan bahwa pendapatan penjualan online tidak sebanyak jika pembeli berkunjung langsung ke mal.

"Memang penjualan online sudah kami usahakan, hanya belum bisa mencapai sebanyak yang seperti orang datang ke mal," pungkas Budi. "Orang mau nyalon kan enggak mungkin online."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru