Peneliti Indonesia Bersatu Ciptakan Vaksin COVID-19, Kapan Bisa Beredar?
Getty Images
Nasional

Sejumlah peneliti yang dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) Indonesia telah bersatu untuk menciptakan vaksin virus corona (COVID-19), kapan bisa beredar?

WowKeren - Kasus wabah virus corona di Indonesia semakin melonjak tajam setiap harinya. Dilaporkan hingga Sabtu (28/3), kasus virus corona di Indonesia telah melesat tajam menjadi 1.046 pasien positif corona.

Kini berbagai peneliti di Indonesia telah melakukan riset untuk menciptakan vaksin virus corona. Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) telah membentuk konsorsium riset dan inovasi COVID-19 yang bakal merampungkan vaksin, alat deteksi, dan obat virus corona

Konsorsium yang terlibat ini terdiri dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Selain itu, ada juga Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), dan beberapa lembaga non kementerian serta perguruan tinggi di Indonesia.

Waktu pengembangan vaksin ini sendiri disebutkan akan selesai dalam waktu 12 bulan. Menurut Menristek Bambang Brodjonegoro, waktu 12 bulan untuk menyelesaikan vaksin sangatlah cepat. Ia juga berjanji akan mengupayakan berbagai cara agar vaksin dapat dikembangkan dengan lebih pendek.

”Seluruh tim peneliti Kemenristek/BRIN sedang berupaya untuk membantu mencegah, mendeteksi, dan merespon secara cepat COVID-19,” kata Bambang saat konferensi video kepada awak media, Kamis (26/3). “Di antaranya dengan menemukan alat deteksi atau diagnosis, suplemen, obat, dan vaksin untuk pasien COVID-19.”


Bambang juga menekankan ada tiga kegiatan prioritas yang telah disusun tim konsorsium. Ketiga prioritas tersebut adalah jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam prioritas pertama, tim konsorsium akan berfokus pada penelitian dan kajian sistematik.

Contohnya adalah berbagai penelitian terkait tanaman herbal yang berpotensi untuk mencegah COVID-19. Diantaranya jahe merah, meniran, sambiloto, echinaceae, temu lawak, lada hitam, serai, kunyit, kayu manis, seledri, cengkeh, kulit manggis, daun kelor, kulit jeruk, dan jambu biji.

"Prioritas jangka pendek juga mencakup pengembangan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, hand sanitizer, sterilization chamber (tenda sterilisasi virus corona),” jelas Bambang. “Pengkajian terhadap persediaan bahan alami sebagai peningkat imun tubuh.”

”Penelitian juga perlu dilakukan terhadap aspek sosial humaniora, termasuk ketahanan dan perilaku masyarakat, perbandingan kebijakan dan manajemen Covid-19 di negara lain,” sambungnya. “Beberapa kajian lagi juga mencakup berbagai isu terkait Covid-19 di media sosial.”

Selanjutnya prioritas kedua jangka menengah pemerintah akan fokus pada pengembangan dan pengkajian rapid test kit.Hal ini untuk mendeteksi awal maupun akhir dari virus corona.

Kemudian prioritas terakhir adalah adanya pengembangan suplemen, multivitamin, dan immune modulator. Nantinya juga akan ada pengembangan robot layanan untuk ruangan dengan infeksi virus corona yang tinggi, hingga smart infusion pump untuk memasukkan obat dalam tubuh pasien COVID-19.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait