Skenario Pemodelan Covid-19 RI versi UI: Bisa Menginfeksi 2,5 Juta Orang Jika Negara Diam Saja
Reuters
Nasional

Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) lantas melakukan riset berjudul 'Covid-19 Modelling Scenarios Indonesia' yang membahas intervensi pemerintah dalam menekan penyebaran kasus corona.

WowKeren - Pandemi virus corona (Covid-19) masih terus meluas di Indonesia. Hingga Rabu (1/4) kemarin, otal pasien yang positif terjangkit Covid-19 di Tanah Air telah mencapai 1.677 orang. Dari jumlah tersebut, 103 dinyatakan sembuh dan 157 orang dilaporkan meninggal dunia.

Data sebaran kasus dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melaporkan sebanyak 32 provinsi terkena virus corona. Dengan demikian, tinggal ada 2 provinsi yang bebas dari pasien positif corona. Provinsi yang dimaksud adalah Gorontalo dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) lantas melakukan riset yang berjudul "Covid-19 Modelling Scenarios Indonesia". Riset tersebut membahas tentang pentingnya intervensi pemerintah dalam menekan penyebaran kasus corona di Indonesia. Semakin cepat dan intens pemerintah melakukan intervensi, maka laju persebaran Covid-19 dapat semakin terkendali.

Tim FKM UI tersebut merancang skenario pemodelan. Perhitungan pemodelan ini mencakup jumlah populasi orang dewasa; tingkat reproduksi dasar (basic reproduction rate) bahwa setiap pasien positif Covid-19 minimal menginfeksi dua orang lainnya; jumlah pasien (case rate) yang memerlukan perawatan di rumah sakit; dan juga waktu penggandaan kasus, yakni 4 hari

Rancangan skenario pemodelan ini terbagi dalam 4 kemungkinan skenario yang diambil pemerintah. Yang pertama adalah Tanpa Intervensi, yang kedua Intervensi Rendah (mild intensity), yang ketiga adalah Intervensi Moderat, dan yang terakhir adalah Intervensi Tinggi (high intensity).


Yang termasuk Intervensi Rendah adalah penerapan social distancing secara sukarela (lewat imbauan) serta pembatasan kerumunan. Lalu yang masuk Intervensi Moderat adalah rapid test massal dengan cakupan rendah serta penutupan sekolah/bisnis. Sedangkan yang masuk Intervensi Tinggi adalah rapid test massal dengan cakupan luas dan juga social distancing secara wajib (lewat instrumen hukum).

Pemodelan ini mengukur efek yang disebabkan oleh jenis-jenis intervensi pemerintah tersebut. Melalui riset ini, tim FKM UI memprediksi jumlat total kumulatif kasus corona di Indonesia, jumlah kasus baru harian di Indonesia, dan juga jumlah kematian kumulatif akibat Covid-19 di Indonesia.

Hasil skenario pemodelan tersebut menunjukkan bahwa virus corona dapat menginfeksi 2,5 juta orang di Indonesia dalam 105 hari apabila pemerintah tidak melakukan intervensi. Apabila pemerintah melakukan Intervensi Ringan, maka virus corona bisa menginfeksi 1,7 juta orang.

Sedangkan apabila pemerintah melakukan Intervensi Moderat, virus tersebut bisa menjangkit 1,2 juta orang. Angka tersebut bisa ditekan menjadi 500 ribu apabila pemerintah melakukan Intervensi Tinggi.

Sementara itu, untuk kasus kematian akibat Covid-19 angkanya bisa mencapai 240.244 orang bila negara tak mengintervensi, 144.266 orang bila terdapat intervensi ringan, 47.984 orang bila dilakukan intervensi moderat, dan 11.898 orang bila intervensi ketat diterapkan.

Sebagai informasi, jangka waktu 105 hari yang dipakai dalam pemodelan tersebut dimulai dari Februari 2020. Tim peneliti menduga bahwa kasus corona di Indonesia telah terjadi sejak bulan tersebut, sama seperti dugaan yang sebelumnya telah disampaikan oleh penelitian Harvard.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru