Kuliah Ditunda Akibat Corona, Nasib Mahasiswa ‘Tua’ Terancam DO Terungkap
Getty Images
Nasional

Segala aktivitas di dunia pendidikan tengah dihentikan akibat wabah virus corona, bagaimana nasib mahasiswa ‘tua’ yang sudah terancam akan drop out?

WowKeren - Berbagai aktivitas kegiatan belajar mengajar di Indonesia saat ini tengah dihentikan oleh pemerintah. Hal ini sebagai langkah dalam mencegah penularan virus corona (COVID-19) yang telah menjadi pandemi global.

Aktivitas akademik kampus di seluruh Indonesia juga dihentikan seperti perintah dari pemerintah. Lantas bagaimana nasib para mahasiswa tingkat akhir yang sudah terancam bisa terkena drop out (DO)?

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) lantas memberikan solusi bagi seluruh mahasiswa akhir. Kemendikbud akan memberikan perpanjangan masa studi selama satu semester kepada mahasiswa Perguruan Tinggi di Indonesia yang terancam DO.

"Bagi mahasiswa yang pada akhir semester (genap) ini terancam DO, diberikan kebijakan perpanjangan (masa studi) satu semester,” kata Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Nizam seperti tertulis dalam keterangan Kemendikbud seperti dilansir dari CNNIndonesia, Kamis (4/2). “Seperti mahasiswa S1 angkatan 2013/2014 yg berakhir masa studinya di semester ini.”


Keputusan tersebut disebutkan Nizam merupakan bukti jika Kemendikbud memberikan perlindungan bagi mahasiswa yang terancam DO akibat pandemi corona. Namun perpanjangan ini hanya diberikan bagi mahasiswa akhir saja, bukan keseluruhan mahasiswa.

"Seperti mahasiswa S-1 angkatan 2013/2014 yang berakhir masa studinya di semester ini,” jelas Nizam. “Tetapi bukan berarti serta-merta semua mahasiswa diperpanjang satu semester. Ini untuk melindungi yang akan DO, diberikan kesempatan perpanjangan satu semester.”

Selain itu, Nizam juga mengimbau agar perguruan tinggi turut membantu mahasiswa dengan memudahkan sistem pembelajaran. Sebagai contoh, pengumpulan tugas-tugas kuliah tidak harus turun ke lapangan maupun laboratorium selama pandemi belum berakhir.

”Untuk karya tulis akhir tidak harus berupa pengumpulan data primer di lapangan atau laboratorium,” terang Nizam. “Metode dan waktunya bisa beragam dan fleksibel sesuai bimbingan dari dosen pembimbing.”

”Yang penting didasarkan pada learning outcome atau capaian pembelajaran yang diharapkan,” sambungnya. “Jadwal praktik bisa digeser, akhir semester bisa digeser, kalender akademik bisa disesuaikan. Yang tidak boleh dikompromikan adalah kualitas pembelajarannya.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait