Minta Rakyat Tak Takut, Mahfud: Angka Kematian COVID-19 Lebih Rendah Dari Kecelakaan
Nasional

Menko Polhukam Mahfud MD minta masyarakat untuk tak perlu risau pada virus corona, sebut angka kematian akibat COVID-19 jauh lebih rendah dari kecelakaan dan diare.

WowKeren - Pandemi virus corona (COVID-19) saat ini terus menjadi ancaman global. Berdasarkan data dari badan statistik Worldometers hingga Selasa (26/5), sudah ada lebih dari 5,6 juta kasus di seluruh dunia. Angka kematian akibat virus asal Wuhan, Tiongkok ini sendiri berjumlah 348.145 orang.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD lantas meminta masyarakat untuk tak perlu risau dengan COVID-19. Apalagi menurutnya, angka kematian COVID-19 masih lebih rendah ketimbang kecelakaan lalu lintas dan penyakit diare.

Mahfud merinci data korban jiwa akibat virus corona yang terjadi di Indonesia sejak 1 Januari hingga akhir April 2020. Dalam tempo waktu tersebut, rata-rata ada 17 kasus kematian akibat COVID-19 dalam sehari.

Sedangkan angka kematian akibat lalu lintas dinilai Mahfud 9 kali lebih tinggi dari COVID-19. Tidak hanya kecelakaan, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini juga menghitung jumlah kasus kematian akibat diare.

Berdasarkan keterangan Mahfud, terdapat 560 ribu kasus kematian selama 931 hari akibat penyakit diare di seluruh dunia. Jumlah itu, lebih besar ketimbang jumlah kematian global akibat virus corona yang telah menginjak 280 ribu kasus.


”Sementara angka kecelakaan lalu lintas itu 9 kali lebih banyak dari corona," kata Mahfud dalam sambutannya di acara Halal bi Halal IKA UNS yang disiarkan di kanal Youtube Universitas Sebelas Maret, Selasa (26/5). "Bahkan berkali-kali lebih banyak orang mati karena AIDS dan diare.”

Mahfud juga turut membeberkan data kematian akibat penyakit kanker yang sudah menginjak 3 juta kasus di seluruh dunia. Ia menjelaskan jika diare dan kanker diperkirakan sudah terjadi sejak era sebelum masehi.

Sedangkan kasus pertama pertama HIV/AIDS diperkirakan terjadi pada 1931. Sementara kasus pertama COVID-19 baru tercatat pada Desember 2019. Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat untuk tidak perlu takut secara berlebihan terhadap virus corona. Namun, ia tetap mengingatkan agar warga jangan meremehkannya.

”Kita tak ingin menyepelekan, tapi ingin mengatakan jangan takut berlebihan,” ujar Mahfud. “Karena kata Ibnu Sina mengatakan kepanikan itu separuh dari penyakit. Kesabaran itu separuh dari kesembuhan.”

Mahfud juga membantah jika Pemerintah Indonesia tidak sigap dalam menangani pandemi virus corona yang pertama meledak sekitar 5 bulan lalu. Menurutnya, pemerintah sudah berusaha keras melakukan antisipasi di dalam negeri jauh sebelum corona dinyatakan masuk ke Indonesia.

”Sebulan lebih sejak kasus pertama ditemukan. Indonesia sudah menutup penerbangan itu 28 Januari,” jelas Mahfud. “Nah, sesudah ditemukan, ada anggapan pemerintah lalai. Kita sampai Maretnya mengatakan bahwa memang belum ada. Itu masih menguat Indonesia sebagai belum besar di Asia belum ada corona. Ya memang belum ada.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru