Pelantun 'Gin & Juice' itu mengaku motivasi khususnya untuk terlibat dalam Pemilu 2020 adalah menumbangkan Trump. Bahkan, Snoop Dogg tak segan melabeli Trump sebagai Presiden amatiran.
- Luthfiatun Nisa
- Senin, 08 Juni 2020 - 14:06 WIB
WowKeren - Pemerintahan Presiden AS Donald Trump rupanya membuat banyak warga tak puas. Tak terkecuali salah satu rapper kenamaan, Snoop Dogg, yang mendadak mengaku bakal berhenti golput supaya Trump lengser di pilpres AS 2020.
Dalam keterangannya, Snoop Dogg mengaku memutuskan untuk memilih pada November mendatang dalam Pemilu AS, setelah selama ini dikenal sebagai golongan putih. "Selama bertahun-tahun, mereka membuat saya berpikir bahwa saya tidak dapat memilih karena saya memiliki catatan kriminal," kata Snoop Dogg dalam wawancara dengan radio Real 92.3 baru-baru ini.
Dilansir dari ET pada Senin (8/6), pelantun "Gin & Juice" itupun menambahkan motivasi khususnya untuk terlibat dalam Pemilu 2020 adalah menumbangkan petahana Donald Trump. Bahkan, Snoop Dogg tak segan melabeli Trump sebagai Presiden amatiran.
"Saya tidak pernah memilih satu kali pun dalam hidup saya. Namun kali ini saya pikir saya akan pergi dan memilih karena saya tak bisa melihat amatiran itu menjabat, bahkan satu tahun lagi," lanjutnya.
"Kita harus membuat perubahan. Saya tak akan berbicara hal yang tak saya lakukan. Saya tidak bisa mengatakan kepada kalian untuk melakukannya padahal saya sendiri tidak melakukan. Bila saya mengatakannya kepada kalian, berarti saya sudah melakukannya," imbuhnya lagi.
Rapper berusia 48 tahun tersebut juga mengungkapkan pendapatnya soal Black Lives Matter akibat tragedi kematian George Floyd, seorang warga kulit hitam yang tewas akibat ulah polisi kulit putih di Minneapolis. Snoop Dogg mengaku tidak ikut turun ke jalan karena mematuhi protokol kesehatan terkait pandemi.
Kendati demikian, ia meminta mereka yang turun ke jalan untuk tetap menjaga keselamatan dan keamanan kesehatan. "Saya ingin memimpin dengan contoh," kata Snoop Dogg dengan merujuk aksinya mendukung Black Lives Matter dengan musik juga platform yang ia miliki dari rumah.
Seperti yang diketahui, warga Amerika marah akibat kematian George Floyd, seorang warga kulit hitam yang tewas akibat ulah polisi kulit putih Minneapolis. Mereka turun ke jalan dan menggelar demonstrasi besar-besaran untuk menuntut keadilan.
Kematian Floyd dinilai menjadi puncak amarah warga Amerika terkait diskriminasi dan sikap rasisme yang sistematis, terutama terhadap perlakuan aparat kepada warga kulit hitam dan minoritas.
(wk/luth)
