Agen Travel Tak Yakin Pariwisata Bakal Ramai Saat New Normal Karena Alasan Ini
Rawpixel/Teddy
Nasional

Ketua Umum Association of The Indonesia Tours and Travel (Asita) Rusmiati menyebut jika selama ini pemesanan tiket sebagian besar dilakukan oleh penumpang yang melakukan perjalanan dinas.

WowKeren - Menjelang new normal, sejumlah pembatasan telah dilonggarkan termasuk di sektor transportasi dan pariwisata. Meski demikian, pengusaha biro perjalanan justru memprediksi jika jumlah wisatawan tidak akan naik secara signifikan dalam waktu dekat.

Ketua Umum Association of The Indonesia Tours and Travel (Asita) Rusmiati mengungkap jika hingga saat ini kebijakan yang ada di masing-masing moda transportasi masih belum seragam. Calon penumpang yang hendak naik pesawat memang harus menunjukkan dokumen yang menyatakan jika dirinya bebas COVID-19.

Namun, masing-masing maskapai memiliki kebijakan yang berbeda. Sehingga hal ini akan berimbas pada penumpang yang melakukan perjalanan.

"Untuk Garuda Indonesia sendiri harus dokumen swab test," kata Rusmiati dilansir CNN Indonesia, Selasa (16/6). "Batik Air rapid test saja cukup, Emirates Airlines dilakukan di counter-nya langsung."


Selain itu, berdasarkan laporan yang ia terima, saat ini pemesanan tiket didominasi oleh penumpang yang melakukan perjalanan bisnis atau dinas, bukan untuk liburan. "Kami dapat laporan dari daerah bisnis penjualan tiket sudah berjalan kembali. Rata-rata konsumennya bepergian untuk perjalanan dinas," tuturnya.

Lalu untuk agen perjalanan sendiri, memang sudah ada yang sudah mulai buka. Namun ada sebagian yang masih belum beroperasi. Mereka menunggu hingga Kementerian Perhubungan melonggarkan ketentuan keterisian penumpang pada moda transportasi umum pada Juli mendatang.

"Sebagian besar travel agent sudah mulai melakukan kegiatan kembali," jelas Rusmiati. "Tapi lebih banyak bulan Juli yang akan membuka kembali usahanya."

Sementara itu terkait ketentuan surat keterangan bebas COVID-19 yang menjadi syarat wajib penumpang pesawat, hal ini rupanya juga menjadi keluhan bagi maskapai. Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait mengungkap persoalan terkait simpang siur kewajiban rapid test, PCR, dan surat keterangan bebas COVID-19.

"Misalkan di daerah, tidak semua tersedia PCR, tetapi mereka membawa surat keterangan sehat dari Puskesmas atau dari rumah sakit," kata Edward dilansir CNBC Indonesia, Selasa (16/6). "Tetapi ada bandara juga yang masih ngotot meminta rapid test."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait