MUI Buka Suara Soal Ulama Tolak Rapid Test Karena Takut Komunis
Nasional

Dalam video yang luas beredar, ulama dalam video tersebut menyebut jika mereka takut di-rapid test lantaran menganggap itu sebagai jalan masuk komunis ke lingkungan kiai.

WowKeren - Majelis Ulama Indonesia (MUI) buka suara mengenai penolakan ulama terhadap rapid test dilakukan pada santri dan kiai di Serang, Banten. Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas menyebut jika penolakan semacam itu bisa terjadi lantaran banyaknya informasi salah terkait COVID-19.

"Kalau alasannya adanya ketakutan," kata Anwar dilansir detikcom, Rabu (17/6). "Maka tugas pemerintah menjelaskan hal itu semua kepada para ulama dan masyarakat setempat."

Menurutnya, penjelasan terkait rapid test ini harus disampaikan agar masyarakat mengetahui informasi yang sesungguhnya. Sehingga ke depan, tidak akan terjadi lagi penolakan semacam itu.

Anwar mengakui jika selama ini berbagai macam berita terkait COVID-19 menyebar melalui media sosial. Sehingga berita-berita yang belum terkonfirmasi kebenarannya ini mampu menimbulkan anggapan yang bermacam-macam dari masyarakat.


"Memang kalau tidak ada penjelasan dan jaminan dari pihak pemerintah tentu saja muncul anggapan dan pandangan yang bermacam-macam," jelas Anwar. "Tugas pemerintah menjelaskan itu kepada para ulama dan masyarakat setempat sehingga jelas oleh mereka duduk masalahnya."

Penolakan ulama terhadap rapid test diketahui melalui video yang luas beredar. Ulama dalam video tersebut menyebut jika mereka takut di-rapid test lantaran menganggap bahwa rapid test adalah jalan masuk komunis ke lingkungan kiai.

"Kalau soal rapid jadi gini, kiai-kiai pada takut sebenarnya," kata Enting Abdul Karim salah satu kiai di video tersebut. "Berawal dari ketakutan yang tinggi karena media sosial kadang-kadang menyiarkan, memberitakan nggak jelas."

Selain itu, ia juga menyebut bahwa sebenarnya virus corona tidak begitu membahayakan seperti yang dibayangkan selama ini. Hanya dengan berjemur dan mengkonsumsi vitamin C bisa dilakukan sebagai pengobatan. Tak hanya itu, virus ini juga disebut-sebut tak lebih membahayakan dari flu burung.

"Kemudian muncul Perppu corona itu, sehingga jadi bahasan terus semua kiai," ujarnya melanjutkan. "Kemudian belum lagi nanti yang ditakutkan adalah penularan dari alat, ada isu wah jalan komunis masuk ke ranah kiai."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru