Muncul Isu Surabaya Raya Bakal Kembali PSBB, Begini Kata DPRD
Instagram/dishubsurabaya
Nasional

Sejumlah pihak mendesak Surabaya Raya untuk kembali menerapkan PSBB lantaran perkembangan wabah Corona yang semakin parah pasca memasuki fase transisi. DPRD Surabaya pun buka suara karenanya.

WowKeren - Belum lama ini Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur mengungkap buruknya perkembangan wabah Corona di Surabaya pasca pencabutan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Seperti misal dari segi tingkat serangan alias attack rate yang paling tinggi se-Indonesia.

Situasi itu membuat Gugus Tugas COVID-19 Jatim mengimbau supaya Surabaya, bersama Sidoarjo dan Gresik, kembali menerapkan PSBB. Padahal saat ini ketiga daerah yang tergabung sebagai Surabaya Raya sudah memasuki fase transisi menuju era tatanan hidup baru new normal.

Menanggapi isu tersebut, anggota DPRD Kota Surabaya, Josiah Michael, pun angkat bicara. Menurutnya penerapan kembali PSBB bukanlah langkah yang tepat, dan ia mendasarkan pernyataannya sesuai kondisi perekonomian saat ini.

Menurut Josiah, PSBB menyebabkan kondisi ekonomi masyarakat Surabaya bisa semakin terpuruk. Sehingga alih-alih PSBB, barangkali Pemkot Surabaya bisa mencoba langkah penanganan lain yang lebih tepat.

"Beberapa usulan kami mengenai micro lockdown telah dilakukan oleh Pemkot," ungkap Josiah, Kamis (18/6). "Dalam versi Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo."


Tak hanya itu, Josiah juga mendorong Pemkot Surabaya agar meningkatkan jumlah tes PCR yang dilakukan dan "meninggalkan" rapid test. "Pakai swab test, jangan rapid test, karena tingkat akurasinya beda," kata Josiah, seperti dilansir dari Tribun Surabaya, Jumat (19/6).

Ia mengaku mengusulkan pengadaan setidaknya sekitar 3 mesin PCR lagi. Namun ia tahu biaya yang dibutuhkan tidak sedikit lantaran satu mesinnya bisa dihargai sampai Rp 6 miliar.

Hanya saja melihat Pemkot Surabaya menganggarkan sampai Rp 196 miliar untuk penanganan COVID-19, Josiah menilai pembelian 3 mesin PCR lagi bukanlah masalah besar. "BIsa lah Pemkot Surabaya kalau beli mesin 3 PCR seharga Rp 18 miliar," tuturnya.

Selain itu, Josiah juga mendorong Pemkot Surabaya untuk semakin rajin melakukan sosialisasi terkait isolasi mandiri. Apalagi untuk mengantisipasi makin meluasnya wabah karena keberadaan orang tanpa gejala (OTG).

"Dengan adanya tes secara masif ini tentu akan meningkatkan angka positif, tapi kita tidak perlu khawatir," pungkas Josiah. "Karena dengan diketahui sejak dini maka bisa segera dilakukan tindakan penanganannya dan ke depannya tidak akan melonjak lagi karena angka pasti penderita sudah kita dapat."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terbaru