Gagal Turunkan Kasus Positif Corona, Walkot Makassar Yang Baru Menjabat 40 Hari Dicopot
Getty Images
Nasional

Pj Wali Kota Makassar, Yusran Jusuf dicopot pada Kamis (25/6) kemarin kendati baru 44 hari menjabat. Alasannya karena Yusran dianggap kurang berhasil dalam menekan angka kasus positif Corona.

WowKeren - Selain Jawa Timur, Presiden Joko Widodo secara spesifik menyoroti perkembangan kasus positif Corona di Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan. Pasalnya di ketiga provinsi ini kasus positifnya secara mendadak bertambah begitu cepat, menandai tingginya laju tracing sekaligus penularan penyakitnya.

Bila kasus positif Jatim didominasi di Surabaya, maka Makassar menjadi episentrum wabah di Sulsel. Dan di tengah krisis kesehatan yang terjadi, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah memutuskan untuk mencopot Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar, Yusran Jusuf, yang bahkan baru mengemban amanahnya selama 44 hari.

Tak pelak Yusran pun dijuluki sebagai Walkot Makassar dengan masa jabatan tersingkat yang pernah ada. Jabatannya pun akan diamanahkan kepada Profesor Rudy Djamaluddin, rekannya sesama guru besar di Universitas Hasanuddin namun berbeda fakultas.

Ketika dikonfirmasi perihal pencopotannya, Yusran membenarkan itu berkaitan dengan tingginya kasus positif COVID-19 di Makassar. Ia sendiri mengaku baru menerima kabar soal penggantian dirinya pada Rabu (24/6) kemarin, hanya berselang 2 hari sebelum Rudy dilantik.

"Saya dapat info tadi malam pas jam 11. Jadi kita tadi malam sudah mempersiapkan," kata Yusran di Posko COVID-19 Makassar, Kamis (25/6). "Saya tidak tahu soal penggantian. Yang jelas saya masuk di sini tak lain adalah kerja profesional."


Namun demikian, Yusran enggan banyak berkomentar perihal pencopotannya yang disebut-sebut akibat gagalnya usahanya menekan angka kasus positif di Makassar. Yusran hanya menegaskan pihaknya sudah berusaha sebaik mungkin untuk menuntaskan permasalahan COVID-19 yang ada.

"Intinya kita telah membuat desain program sebenarnya itu upaya, upaya untuk menurunkan," jelas Yusran, dilansir dari Tribun Makassar, Sabtu (27/6). "Ini tidak serta-merta, butuh proses. Karena apa yang diintervensi Minggu lalu mungkin dampaknya akan terlihat Minggu depan."

Di sisi lain, pencopotan Yusran ini pun dibenarkan oleh Gubernur Nurdin. Nurdin menilai Yusran tak punya jiwa kepemimpinan yang kuat untuk bisa mengoordinir upaya penurunan kasus positif COVID-19 di Ibu Kota Provinsi Sulsel itu.

"Indonesia darurat kesehatan. Di luar Jawa, Makassar jadi episentrum penularan," ujar Nurdin di kantornya. "Kami melihat dibutuhkan kekompakan dan kolaborasi dalam menghadapi pandemi ini."

Nurdin tak menampik kasus menjadi tinggi karena memang pemerintah setempat gencar melakukan deteksi di tengah masyarakat. "Namun ini juga disebabkan tingkat penularan yang ikut naik karena protokol kesehatan kurang kita indahkan," tegas Nurdin yang juga dikenal sebagai sahabat Yusran itu.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait