Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan mengunjungi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk melihat langsung penanganan COVID-19 di dapur umum Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (2/7).
- Nidya Putri
- Jumat, 03 Juli 2020 - 09:26 WIB
WowKeren - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (2/7). Namun, kunjungan tersebut justru membuat Risma terkejut lantaran tidak ada info tentang kunjungan Menkes ke Kota Pahlawan sebelumnya.
"Saya kaget bapak datang. Saya kok tidak diberitahu," kata Risma. "Jadi ya begini sudah, beberapa bulan saya ngantornya di luar begini."
Dalam kesempatan tersebut, Menkes Terawan bisa melihat secara langsung cara kerja Risma saat menangani COVID-19 di dapur umum Balai Kota Surabaya. "Jadi begini pak. Kami punya petanya dan kami tahu sebarannya di mana saja," terang Risma.
"Sehingga ini yang kami lakukan kalau ada warga yang tekonfirmasi, maka kami blokir lokal di wilayah itu," lanjutnya sembari menunjuk peta sebaran di atas meja kerjanya. "Setiap pedagang sudah melakukan transaksi keuangan pakai nampan supaya tak bersentuhan. Lalu ada tirai antara pedagang dan pembeli. Biar aman."
Mendengar penjelasan itu, Menkes pun tertarik dan mengajak Risma untuk melakukan inpeksi ke salah satu pasar di Kota Pahlawan. Inspeksi itu dilakukan untuk melihat kedisiplinan antar pedagang dan pembeli. "Mari kalau gitu. Kita ke pasar sekarang. Ini tidak ada persiapan apa-apa lho pak," tuturnya.
Saat melakukan penelurusan di Pasar Genteng, Terawan pun bisa melihat langsung bahwa di setiap toko pada pasar tersebut telah dilengkapi dengan tirai plastik dan nampan untuk melakukan transaksi. Terawan pun mengatakan jika kinerja seperti inilah yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.
"Ini kan sama seperti yang diminta Pak Presiden. Ini seperti operasi militer. Luar biasa Bu Risma," puji Menkes. "Bagus ini bu. Bagus."
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah memberikan target 2 pekan untuk wilayah Jawa Timur mengendalikan kasus coronanya. Pasalnya, beberapa waktu terakhir pertambahan kasus di Jatim masih menjadi peringkat satu di Indonesia bahkan menyalip DKI Jakarta.
(wk/nidy)
