Cegah Kerumunan di KRL, PT KAI Minta Kapasitas Penumpang Naik 60 Persen
Nasional

Antrean mengular penumpang KRL masih kerap dijumpai saat masa PSBB transisi. Hal ini membuat PT KAI Persero meminta agar pemerintah menaikkan kapasitas penumpang KRL menjadi 60 persen.

WowKeren - Antrean mengular penumpang kereta rel listrik (KRL) di sejumlah stasiun masih kerap dijumpai pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi. Hal ini tentunya berisiko menyebabkan penyebaran virus corona (COVID-19) lantaran minimnya perilaku jaga jarak.

Untuk mengatasi jumlah antrean yang membludak di stasiun, PT Kereta Api Indonesia (Persero) pun meminta kepada pemerintah untuk menaikkan kapasitas penumpang KRL yang semula 45 persen menjadi 60 persen.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo menjelaskan KRL saat ini hanya dapat mengangkut maksimal 74 penumpang per kereta. Bila kapasitas ditingkatkan menjadi 60 persen, maka jumlah yang bisa diangkut mencapai 100 orang.

Minimnya jumlah penumpang yang bisa diangkut membuat antrean di stasiun mengular. Didiek mengatakan jumlah pelanggan KRL yang dilayani hari ini hingga pukul 10.00 WIB mencapai 166.044 orang atau meningkat 7 persen dibandingkan Senin (29/6) lalu yang hanya 155.555 orang. "KAI mengimbau agar masyarakat menghindari jam sibuk untuk berangkat ke DKI Jakarta menggunakan KRL," ujarnya dalam keterangan resmi.


Lebih lanjut, ia menjelaskan jika masyarakat masih berbarengan ke stasiun untuk berangkat ke ibu kota karena jam kerja yang masih sama. Kepadatan masih terjadi pada jam sibuk, yakni 06.00-08.00 WIB.

Untuk itu, Didiek meminta agar seluruh instansi di pusat, daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk mengatur lagi jam kerja pegawainya. Ini agar kepadatan di stasiun bisa dikurangi. "KAI berharap seluruh pihak yang pegawainya berangkat kerja menggunakan KRL dapat mengatur kembali jam masuk kerja pegawainya atau melakukan pengaturan jam kerja shift pagi dan siang," jelasnya.

KAI sendiri telah melakukan upaya maksimal dalam mengoperasikan KRL. Didiek menyatakan jumlah yang dioperasikan mencapai 947 perjalanan atau 95 persen dari 991 perjalanan reguler yang dijalankan pada masa normal sebelum pandemi.

Manajemen pun meminta maaf kepada masyarakat karena antrean masih terjadi di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi ini. Antrean terjadi karena ada jumlah penumpang yang bisa diangkut maksimal hanya 45 persen dari total kapasitas demi mencegah penularan virus corona. "Antrean kami buat semata-mata untuk mematuhi kebijakan physical distancing baik di stasiun maupun di kereta dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19," pungkasnya.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru