Epidemiolog Ungkap Tingginya Penularan COVID-19 Dari Orang Tanpa Gejala di Jatim
Nasional

Menurut ahli epidemiologi dari Universitas Airlangga Surabaya, Windhu Purnomo, jumlah ideal tes PCR per minggu adalah 1.000 pemeriksaan per 1 juta penduduk.

WowKeren - Jawa Timur kini menjadi provinsi dengan angka COVID-19 tertinggi di Indonesia degan total 14.578 kasus positif per Selasa (7/7). Di Jatim, Kota Surabaya menjadi wilayah dengan angka corona tertinggi, yakni 6.573 kasus positif.

Penularan COVID-19 yang berasal dari orang tanpa gejala (OTG) rupanya cukup tinggi di Jatim. Menurut ahli epidemiologi dari Universitas Airlangga Surabaya, Windhu Purnomo, sebanyak 42 persen penularan corona di Jatim berasal dari OTG.

"Tinggi sekali penularan dari OTG. Mereka merasa baik-baik saja, jadi tidak terdeteksi," ungkap Windhu dilansir Basra pada Rabu (8/7). "Mereka tidak sadar kalau bawa virus dan menularkan ke orang-orang yang punya komorbid (penyakit penyerta). Penularan dari OTG ini yang tertinggi di Jatim."

Lebih lanjut, Windhu juga mengungkapkan bahwa penularan COVID-19 dari Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Jatim mencapai 37 persen. Sedangkan dari Orang Dalam Pemantauan (ODP) mencapai delapan persen. "Ada juga yang penularannya enggak diketahui dari mana itu sebanyak 13 persen," kata Windhu.


Oleh sebab itu, Windhu berharap agar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan juga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim bisa mengungkap lebih banyak penularan dari OTG. Yaitu melalui tes polymerase chain reaction (PCR).

Windhu menilai bahwa jumlah ideal tes PCR per minggu adalah 1.000 pemeriksaan per 1 juta penduduk. Dengan demikian, tes PCR di Jatim yang berpenduduk 40 juta jiwa harus bisa menjangkau 40 ribu orang setiap minggunya, atau per hari rata-rata 5.700 pemeriksaan PCR.

Selain itu, Windhu juga berharap agar kedisiplinan warga Jatim bisa ditambah. Salah satunya adalah dengan memasukkan sanksi tegas dan denda di dalam revisi Perwali tentang penanganan COVID-19.

"Sebanyak apapun jumlah bed yang ditambah, kalau masyarakat tidak disiplin jalankan protokol kesehatan, ya sama saja," pungkas Windhu. "Penularan akan terus terjadi, rumah sakit antri, tenaga medis kewalahan. Karena itu saya harap ada denda dan punishment lebih tegas untuk masyarakat yang tidak pakai masker dan yang masih berkerumun."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru